M. Andhik salah satu anggota tim pemateri workshop mengatakan, ini merupakan kali pertama ITS menggelar workshop robo soccer. Dikatakannya, pada beberapa Pimnas sebelumnya, ITS memang selalu menampilkan workshop robot, namun untuk robot line tracer. ”Dalam workshop kali ini akan jauh lebih seru karena di hari kedua (besok, red), robot hasil ciptaan peserta akan bertarung dalam kompetisi robo soccer antar peserta,” katanya.

Andhik beserta rekan-rekannya dari bengkel mekatronika Teknik Elektro ITS, mengajarkan kepada peserta mulai dari pengenalan robot, komponen hingga cara merakit dan membuat robot. ”Disini kita ajarkan peserta baik mekanik maupun elektrikal robot,” kata mahasiswa angkatan 2003 ini.

Selain itu Andhik menambahkan, peserta juga mendapatkan CD yang berisi tentang teknologi robot sehingga selesai workshop mereka dapat belajar lebih dan mengembangkan ilmunya. ”Tujuan diadakannya workshop ini memang untuk pengenalan robotika sejak dini. Untuk itu kami membuat workshop robo soccer agar mereka tahu membuat robot itu tidak sulit dan tidak membuat jenuh,” katanya.

Rencana awal, workshop ini diselenggarakan selama tiga hari, sejak kemarin (19/7). Tapi karena kurangnya sosialisasi mengenai workshop oleh panitia Pimnas Unila dan sedikitnya jumlah pendaftar terpaksa ITS baru dapat mengadakan workshop saat ini.

Mengenai target peserta pun agak meleset dari tujuan utama yang mengenalkan robotika pada siswa SMA. ITS awalnya membatasi 16 tim peserta yang masing-masing terdiri dari dua orang. Tapi hingga hari H sebanyak 8 tim yang ikut serta dan berasal dari kalangan universitas dan SMA. ”Prosentase pesertanya berimbang antara mahasiswa dan siswa SMA. Tapi keseluruhan mereka antusias, bahkan sebelum workshop sudah sering bertanya,” kata Andhik.

Workshop kali ini memang dipungut biaya untuk penggantian bahan dan komponen robot, namun robot karya peserta nantinya akan menjadi hak milik peserta. Kurangnya peserta ini mungkin juga karena dalam arena yang sama Universitas Lampung juga mengadakan workshop robotika dengan biaya yang lebih murah

Nantinya pada hari kedua peserta dihadapkan pada pertandingan antar tim robo soccer dengan system klasemen. ”Tiap tim terdiri dari dua robot. ukuran lapangan standar pertandingan robo soccer international. Peraturan sama dengan sepakbola biasa,” jelas Andhik. Dari perlombaan ini nantinya pemenang akan mendapatkan trophy dan sertifikat.

Sementara itu, peserta tampak sangat menikmati workshop ini. Riza misalnya, siswa SMA Al-Kautsar Bandar Lampung ini merasa sangat beruntung bisa mengikuti kegiatan ini. ”Begitu tahu ITS buka workshop saya langsung ajak beberapa teman untuk ikut. Seru banget. Jarang-jarang ada kegiatan seperti ini di Lampung,” kata Riza yang kedepannya ingin melanjutkan studi di bidang elektro ini.

Lain halnya dengan Favian, mahasiswa STT Telkom jurusan telekomunikasi ini bersama rekannya Anna ikut serta dalam workshop karena ingin tahu teknologi robot di ITS. “Dari SMA saya tertarik dengan robot terutama karena melihat prestasi ITS di Internasional,” kata Favian yang mengaku pertama kali ini membuat robot. (asa/bch)