ITS News

Sabtu, 28 September 2024
06 Februari 2021, 17:02

ITS Tingkatkan Kualitas UKM Tempe Dengan Mesin Terotomasi

Oleh : itsram | | Source : ITS Online

Serah terima mesin pengemas automatis untuk UKM Tempe Desa Kwaron oleh tim pengabdian masyarakat (Abmas) ITS

Kediri, ITS Kampus – Kualitas dan keawetan dari suatu produk menjadi salah satu faktor yang penting diperhatikan. Kedua hal tersebut dapat tercapai apabila produk memiliki kemasan yang tepat. Dalam rangka meningkatkan kualitas dan pengemasan Usaha Kecil dan Menegah (UKM) tempe di Desa Kwaron, tim pengabdian masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) garap mesin pengolah tempe otomatis.

Desa Kwaron merupakan salah satu desa di Kabupaten Kediri yang menggantungkan kehidupannya pada pengolahan tempe. Namun UKM tempe di Desa Kwaron masih menggunakan metode pengolahan konvensional yang menyebabkan kualitas dari tempe dan kemasannya masih banyak memiliki kekurangan.

Dr Ir Mokhammad Suef MSc Eng, Dosen Teknik Sistem dan Industri ITS, menyampaikan bahwa metode konvensional ini mendorong banyaknya human error pada proses pengolahan. Dari observasinya, Suef menemukan bahwa rata-rata produksi harian tempe sekitar 320 produk. Kekurangan lainnya ada pada kemasan tempe yang kurang menarik yang mengakibatkan turunnya minat pembeli dan juga produk tempe menjadi cepat basi atau tidak dapat bertahan lama.

“Namun sangat disayangkan masih banyak pengelola UKM tempe di Desa Kwaron belum menyadari permasalahan ini padahal permintaan dari komoditas ini cukup besar baik di dalam dan di luar negeri,” ungkap Suef.

Proses Uji Coba dan Pengenalan Mesin Packaging Otomatis untuk UKM Tempe Desa Kwaron

Berniat meningkatkan kualitas produk UKM tempe di Desa Kwaron, Suef menginisiasi tim Abmas yang dapat membantu mengotomasi proses pengolahan berbasis mesin. Mesin yang dirancang oleh Suef bersama tim berwujud satu set yang terdiri dari dua bagian yakni mesin pengolah tempe dan mesin pengemas. Kedua mesin ini secara praktis mampu memangkas tenaga dan mengurangi aspek human error yang menjadi kendala utama UKM tempe di Desa Kwaron.

Sekretaris Departemen Magister Manajemen Teknologi ITS ini menyebutkan bahwa pada kedelai dan ragi akan diolah pada bagian mesin pengolah yang menggunakan mesin berdinamo yang dapat memutar agar kedua bahan dasar tempe tersebut dapat tercampur sempurna. Pada mesin pengolah ini juga terintegrasi dengan timer yang dapat diatur oleh operator sehingga waktu pengadukan bahan dapat disesuaikan.

“Apabila set point sudah tercapai makan mesin secara otomatis mesin akan berhenti berputar sebagai tanda ragi dan kedelai telah tercampur sempurna,” tegasnya.

Proses selanjutnya, lanjut Suef, adalah proses pengemasan adonan kedelai yang telah tercampur dengan ragi pada mesin pengemas. Pada proses ini, dibutuhkan operator untuk memindahkan adonan ke dalam bagian tabung mesin pengemas. Adonan yang masuk pada mesin akan keluar dalam wujud tabung yang sesuai dengan takaran untuk dimasukkan ke dalam cup plastik yang diletakkan pada conveyor rotary.

“Pada tahap ini diperlukan operator untuk meletakkan cup plastik kosong dan mengambil cup plastik yang sudah terisi oleh adonan,” jelas dosen yang sudah lama menggeluti perancangan mesin ini.

Mesin rancangan tim Abmas ini telah diserahkan kepada pihak UKM tempe Desa Kwaron pada 3 Februari 2021

Mesin rancangan tim Abmas ini telah diserahkan kepada pihak UKM tempe Desa Kwaron pada 3 Februari 2021 yang langsung ditandatangani oleh Harto Prasiono sebagai Kepala Desa Kwaron. Pada hari itu juga dilakukan pelatihan kepada pihak UKM terkait dengan bagaimana cara pengoperasian mesin dengan baik dan benar disertai dengan cara melakukan perawatan mesin. Untuk menunjang pemanfaatan mesin, tim Abmas juga menyusun Standard Operating Procedure (SOP) sebagai panduan pengoperasian mesin.

Suef beserta tim berharap dengan adanya mesin ini, UKM tempe di Desa Kwaron dapat menghasilkan produk yang higienis dan tahan lama.  Sehingga jika dimanfaatkan secara maksimal, mesin tersebut dapat meningkatkan produktivitas UKM dan mampu meningkatkan daya saing produk UKM di pasaran. *

Reporter: Gita Rama Mahardhika

Editor: Muhammad Ainul Yaqin

Berita Terkait