ITS News

Sabtu, 28 September 2024
30 Agustus 2007, 20:08

Kedatangan Tim Robot G-Rush Disambut Meriah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kedatangan tim G-Rush yang terdiri dari Pramudya Airlangga, Firdaus Nurdiansyah, Ali Murtadlo, Andik Hermawanto, dan Marsudi Handoyo tersebut disambut dengan penuh sukacita oleh segenap civitas akademika ITS, termasuk dari mahasiswa baru (maba) PENS.

Setelah tiba di Bundaran ITS, bus yang membawa rombongan tim robot dihentikan, para anggota tim G-Rush langsung dinaikkan tiga becak berhias pita warna-warni menuju kampus PENS ITS. Rasa haru dan bangga tampak pada personel tim. Diatas becak, dengan bangga mereka mengangkat piala juara dan papan nama tim. Anggota tim G-Rush juga tak henti menebar senyum dan ucapan terimakasih pada civitas akademika yang mengiringi arak-arakan.

Sementara itu di areal kampus PENS, bak pahlawan, mereka juga diberi kejutan dengan sambutan meriah oleh maba PENS ITS. Sekitar 400 orang maba berderet di kanan-kiri jalan yang dilalui tim robot. Bangga dengan keberhasilan seniornya, dengan lantang dan kompak mereka menyanyikan lagu yang dipersiapkan khusus untuk menyambut tim G-Rush.

Di kampus PENS ITS, tim secara keseluruhan baik anggota maupun dosen pendamping diterima oleh Pembantu Rektor IV Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD dan Direktur PENS Dr Ir Titon Dutono MEng.

Eko dalam sambutannya mewakili Rektor Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD yang berhalangan hadir karena ada kegiatan lainnya, menegaskan, bagi ITS apa yang telah tim G-Rush lakukan adalah tetap sang juara. ”Saya anggap hasil yang diraih kali ini sudah merupakan kemenangan dan ini sangat membanggakan ITS,” kata Eko disambut tepuk tangan civitas.

Mantan Pembantu Dekan III Fakultas Teknologi Kelautan ini, mewakili seluruh civitas ITS, mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada tim G-Rush yang berhasil mengukir prestasi di kancah internasional.

Menurut Eko, G-Rush saat ini tak hanya menjadi kebanggaan civitas ITS, namun juga telah menjadi kebanggaan masyarakat Surabaya bahkan bangsa Indonesia. ”Kita telah mewakili bangsa ini dan saat ini menjadi ujung tombak teknologi robotika,” katanya. Untuk kedepannya, Eko berharap untuk mengukir prestasi tak hanya peningkatan dalam teknologi tapi juga dari sisi moral.

Sementara itu, Titon juga mengungkapkan rasa bangganya terhadap apa yang diraih anak didiknya. Dikatakannya, menjadi nomor dua sudah sangat luar biasa mengingat pada tahun sebelumnya hanya sampai babak perempat final karena terganjal tim Thailand. Tim robot PENS ITS tahun 2001 berhasil meraih juara I dalam ajang serupa di Jepang. ”Kita sudah menunggu kemenangan ini sejak tahun 2002. Mungkin berlaku siklus lima tahunan untuk bisa meraih juara,” kata Titon tertawa.

Robot G-Rush lebih handal
Asisten Direktur III PENS ITS Tri Budi Santoso yang mendampingi tim selama bertanding mengatakan bahwa dari sisi keakuratan dan kecepatan robot milik PENS-ITS ini jelas lebih baik dibanding milik China yang telah mengalahkan di mereka di babak final. Bahkan robot G-Rush merupakan robot favorit dan diunggulkan. ”Hanya saja tim China lebih siap secara strategi,” katanya.

Ia juga mengakui bahwa kelemahan dari timnya adalah kondisi emosi mereka yang kurang terkontrol baik akibat menghadapi berbagai kendala selama di lapangan. Apalagi, mereka merasa diperlakukan tidak adil oleh wasit yang mengabaikan permintaan tim G-Rush untuk melakukan retry (setting ulang) saat start. ”Seharusnya kepala kita tidak ikut panas, sehingga bisa berpikir dan bertindak lebih baik dalam menyusun strategi di lapangan,” ungkapnya tersenyum.

Meski tahun ini baru di posisi kedua, ITS menargetkan perhelatan tahun depan di India bisa meraih juara pertama. ”Tahun ini sebenarnya sudah melebihi target kita yang semula hanya dipatok mampu bertahan di empat besar,” pungkas Tri. (asa/jie)

Berita Terkait