ITS News

Jumat, 27 September 2024
19 September 2007, 10:09

Imam Masjid Al-Aqsha Kunjungi ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

ITS mendapat tamu terhormat pada bulan mulia ini. Adalah Syaikh Dr Akhmad Al-Shiyam, Imam Besar Masjid Al-Aqsha, hadir bersilaturrahim ke Masjid Manarul Ilmi ITS, usai sholat dzuhur. Kesempatan langka ini tentu saja digunakan oleh ratusan civitas akademika, utamanya mahasiswa muslim ITS, untuk menerima taujih dari nya.

Syaikh Ahmad hadir bersama dengan Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNRP). Sebelumnya, Syaikh telah hadir di Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Diponegoro.

Alumnus Jami’ah Islamiyah Ummul Qura Makkah Al-Mukarromah mengunjungi saudaranya sesama muslimin Indonesia untuk memberikan ceramah tentang nilai-nilai jihad (perjuangan), utamanya bagi kaum muda Indonesia. Syaikh berceramah dalam bahasa arab yang kemudian diterjemahkan dari tim KNRP.

"Saya senang berkunjung ke Universitas-universitas Indonesia untuk memberikan nilai-nilai jihad, yang dapat menyongsong kemenangan umat islam Palestina atas kaum zionis," ungkap Syaikh. Selain itu, lanjut pria yang kala itu mengenakan jubah putih ini, muslimin muda ini yang nantinya akan meneruskan perjuangan menggapai kemenangan, khususnya kemerdekaan rakyat Palestina dari penjajahan Israel.

Untuk menggapi kemenangan tersebut, generasi muda Islam harus mengerti makna jihad, yang artinya sungguh-sungguh. Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadahnya termasuk berdoa dan belajar. "Bantulah saudara kita di Palestina dengan Doa yang sungguh-sungguh dari kalian," harap Syaikh.

Selain kesungguhan dalam jihad, umat islam akan menang jika dia bersatu, tidak berpecah belah. Syaikh yang berjanggut cukup lebat dan putih ini cukup menyayangkan perpecahan umat islam, bahkan umat yang ada di Palestina sendiri. Karena itu dia merumuskan, "Bahwa jihad yang terbaik umat muslim di negeri tertindas ini (Palestina) adalah berjuang membebaskan dari jajahan Israel". Dengan rumusan ini, perpecahan umat bisa dikurangi.

Bantu dengan Harta dan Doa
Syaikh pun tidak sepakat jika jihad ini dilakukan setelah khilafah berdiri. "Jihad mesti dilakukan mulai dari saat ini, perjuangan pada mereka yang menindas kita, mengambil hak kita, dan merampas tanah kita. Khilafah justru dimulai dengan jihad ini, " paparnya. Yang dibutuhkan sekarang, imbuh Syaikh, adalah jihad dengan jalan ini (perang, red). "Apa artinya jika jihad di Palestina tak dijalankan, maka khilafah hanya sebuah opium saja," tegasnya.

Menurutnya, umat islam Indonesia dapat mewujudkan persatuan tersebut dengan membantu Palestina melalui doa dan harta mereka. Sementara dari level Pemerintah, mereka dapat memberikan dukungan politiknya.

Untuk memberikan motivasi semangat mahasiswa ITS, Syaikh menegaskan bahwa Ramadhan bukan alasan untuk menjadi malas untuk beribadah, belajar, beramal, dan berjihad. Permasalahan di Indonesia ini belum seberapa. Syaikh menggambarkan perjuangan umatnya di Timur Tengah, dimana anak-anak muda selain berlatih senjata, juga berusaha memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Selain itu, kewajiban umat muslim atas kondisi majid Al-Aqsha. Masjid suci umat tersebut dilakukan tidak adil oleh penjajah israel, seperti dilarang sholat Jumat sewaktu-waktu, ataupun jika boleh, hanya orang tua berumur 50 tahun lebih yang diizinkan. Peraturan tersebut digunakan Penjajah Zionis untuk menghilangkan kepedulian generasi muda dari masjid Al-Aqsa. Sehingga suatu saat, Israel dapat merubuhkannya suatu saat tanpa halangan dari manapun. (mac/th@)

Berita Terkait