ITS News

Sabtu, 28 September 2024
08 Oktober 2007, 09:10

Sediakan Ratusan Bungkus, Berdayakan Dhuafa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Penyediaan nasi gratis untuk berbuka puasa di Masjid Manarul Ilmi telah berakhir pada Minggu (7/10) kemarin. Namun, ada yang unik dibalik kegiatan yang tiap hari dipusatkan selama bulan Ramadhan ini. Berdasarkan penuturan Ummi Kulsum, koordinator panitia Bursa (Buka Puasa Bersama Manarul), pihaknya penuh melibatkan kalangan tidak mampu. ”Kami upayakan pesan ke orang yang kekurangan karena kita juga sekaligus ingin berdayakan mereka yang kurang mampu biar juga dapat penghasilan,” tutur mahasiswi yang akrab disapa Ummi ini.

Untuk pemesanan makanan berbuka ini, tim nya telah menggandeng salah satu karyawan di Perumdos blok U ITS dan beberapa ibu-ibu tidak mampu dari desa Medokan Semampir. ”Kita pesannya dibagi pada dua tempat. Kalau di Medokan Semampir, yang masak bu Saiful yang ngajak masyarakat sekitar,” papar Ummi.

Mereka yang kurang mampu ini, lanjut mahasiswi jurusan Matematika angkatan 2004 ini, sebenarnya ingin juga beramal dalam bulan Ramadhan. ”Makanya kita melalui Departemen Peduli Umat JMMI punya ide ini, selain membantu memberikan pekerjaan kepada mereka, juga ngasih kesempatan untuk beramal,” tandasnya.

Terhitung tim RDK ’28 telah menyediakan buka puasa selama 25 hari sejak awal bulan Ramadhan yaitu pada tanggal 13 September lalu. ”Untuk minumnya kita membuat sendiri, kita berikan lebih dulu setelah waktu berbuka,” ungkap Ummi.

Tak tanggung-tanggung sebanyak 400 hingga lebih dari 700 bungkus nasi pun disiapkan tiap hari. ”Kalau hari Senin sampai Jumat kita sediakan 500-700 bungkus, tapi khusus untuk hari Sabtu dan Minggu kita plot 400-an bungkus,” tutur mahasiswi berjilbab ini. Alasannya, imbuh Ummi, karena pada hari Sabtu-Minggu kebanyakan mahasiswa ITS pulang kampung sehingga tidak seramai hari aktif biasanya.

Mengenai kuota, Ummi mengatakan per hari sekitar 600 bungkus disediakan untuk laki-laki, sedangkan untuk wanita diberikan rata-rata 120 bungkus. Banyaknya ratusan bungkus yang harus disipkan panitia, tentu saja membuat tenaga ekstra mereka untuk mencari sumber dana. ”Kendala kita memang ada pada dana, kita telah silaturahim ke rumah-rumah dosen bilamana mereka mau menjadi donatur buka puasa. Selain itu, kita juga menyebar formulir ke Tata Usaha jurusan,” tutur Ummi.

Sebagian besar, kata Ummi, formulir donasi telah menyebar ke dosen dan karyawan ITS, tapi sedikit sekali yang dikembalikan pada panitia. ”Sehinggga seminggu awal puasa, kita sudah kekurangan dana. Untungnya ada dosen yang menyumbang tetap 100 bungkus nasi tiap hari,” ungkap Ummi. (th@/rif)

Berita Terkait