Tidak banyak waktu yang digunakan untuk mempublikasikan program ini kepada masyarakat, khususnya bagi pemuda di kelurahan sekitar kampus. Terhitung, hanya sekitar dua pekan waktu yang diberikan untuk mendaftar. Pendaftaran pendidikan gratis setara D-1 ini hanya dibuka hingga tanggal 6 November besok.

Hadi Siswanto selaku koordinator lapangan mengakui bahwa sebenarnya program ini merupakan bagian dari Community Development-nya yang digagas Rektorat. Baru sekitar dua pekan yang lalu diserahkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). “Kami memang tidak melakukan persiapan yang ekstra karena semuanya serba terburu-buru. Selain itu bertepatan dengan ulang tahun ITS, rencananya pendaftar yang diterima akan diumumkan saat jalan sehat Dies Natalis 11 November nanti, kami juga mengejar hari tersebut,” ungkap Hadi saat ditemui di kantor LPPM.

Program ini adalah salah satu bentuk kerjasama antara masyarakat dengan pihak akademisi yaitu ITS. Untuk tahun pertama, ITS baru melakukan kerjasama dengan beberapa kelurahan di sekitar kampus Sukolilo. Kelurahan yang dimaksud adalah Gebang, Keputih, Kejawan, Gebang Putih, dan Tegal Mulyorejo. “Sedangkan tahun berikutnya jika terjadi penurunan peserta dari kelurahan tersebut berarti semua pemuda sudah ter-back up, maka program ini bisa melebarkan sayap ke kelurahan lain,” jelas Hadi.

Kepala Sub Bagian Kerjasama ini juga berharap dengan program ini akan terbuka lapangan pekerjaan yang lebih luas. Setidaknya dengan program yang diberikan, para peserta dapat mengaplikasikannya dengan mandiri. “Ada program desain, permesinan, dan yang lainnya yang mana mereka bisa saja membuka usaha sablon atau bongkar pasang mesin, mumpung masih ada semangat muda,” imbuh Hadi lagi.

Selain gratis, rencananya peserta yang mengikuti program ini juga akan diberikan tambahan perlengkapan perkuliahan. Selain untuk memotivasi juga sebagai penyetaraan dengan mahasiswa yang lain.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti program ini tergolong ringan dan sederhana. Hanya lulus SMA dengan menunjukkan ijazah kelulusan dan merupakan warga yang kurang mampu dengan menunjukkan kartu keluarga Miskin (Gakin). “Ke depannya sangat dibutuhkan bantuan dan komitmen dari masyarakat sekitar untuk turut mendukung program ini,” harap Hadi mengakhiri. (Zn/th@)