ITS News

Jumat, 27 September 2024
04 November 2007, 18:11

Kiat Sukses Karir Sarjana Teknik Wanita

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Acara yang bertemakan Realita yang Dihadapi Sarjana Teknik Wanita dalam Dunia Kerja ini diharapkan mampu membangkitkan semangat sarjana teknik dan mahasiswa wanita untuk berkarir tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang wanita. Menghadirkan empat wanita karir yang memberikan masukan dari dunia kerja yang berbeda, yaitu Rukmi Hadihartini dan Ir Indrarini Tenrisau Dipl SE dari perusahaan pemerintah, Siti Musrifah sebagai seorang enterpreneur, serta Dra Dewi Retno Suminar Msi yang memberikan motivasi dari segi psikologi.

”Wanita selalu mengedepankan perasaan sebelum logika,” tutur Dra Dewi Retno Suminar Msi. Oleh karena itu wanita mudah dipermainkan orang lain dan sering dianggap sebagai orang nomor dua terutama dalam pekerjaan. Dosen fakultas psikologi UNAIR ini menjelaskan, apabila wanita ingin sukses dalam berbagai hal maka dia harus aktif, tegas, dan pantang menyerah seperti pria. Tetapi harus tetap ingat dengan kodratnya sebagai wanita seperti bersikap lembut kepada anak dan suami serta tidak melupakan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga apabila sudah berkeluarga, tambah Dewi.

Sebagai seorang enterpreneur yang bergerak di bidang penjualan barang instalasi, mechanical, dan electrical, Siti Musrifah atau yang biasa disapa Imus tidak merasa canggung saat menghadapi pelanggan yang semuanya adalah pria. ”Jangan menggunakan pesona fisik untuk menarik pelanggan,” tegas Imus. Alumni Teknik Kimia FTI ITS ini menambahkan, yang terpenting adalah dengan menggunakan kemampuan bernegosiasi yang dimiliki. Dengan begitu wanita tidak akan dipandang rendah dan lebih dihargai.

Ir Indrarini Tenrisau Dipl SE, Kepala penelitian dan pengembangan PDAM Kota Surabaya, menuturkan bahwa sekarang ini kesejahteraan wanita semakin diperhatikan. Seperti terlihat pada tiga dari delapan poin dalam Millenium Development Goal’s (MDG’s) 2015 yakni mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, serta meningkatkan kesehatan ibu. Menurut data WHO tahun 2004, untuk menurunkan 3 persen angka kematian anak maka harus meningkatkan 10 persen tingkat pendidikan wanita.

”Sarjana teknik wanita lebih unggul dari sisi pengetahuan, kemampuan, ketekunan, ketelitian, integritas, dan loyalitas,” terang Rukmi Hadihartini, Deputi Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi PT Pertamina Pusat. Tetapi dalam bidang teknik, jumlah pekerja wanita relatif kecil jika dibandingkan dengan pria. Semakin tinggi jabatan, persentase wanita yang menduduki jabatan juga semakin sedikit. Rukmi menekankan bahwa untuk berprestasi dan sukses di dunia kerja bukan karena faktor gender tetapi lebih dipengaruhi oleh kerja keras, motivasi, dan tingkah laku. Wanita, bahkan yang berjilbab pun, bisa sukses dan berprestasi apabila mempunyai ketiga hal diatas. Tentunya dengan ditambah kemampuan berperan ganda dalam karir dan keluarga.(key/ftr)

Berita Terkait