Kampus ITS, ITS News – Kondisi lepas pantai yang ekstrem dapat membahayakan pekerja di lapangan ketika melakukan pengeboran minyak bumi. Melihat hal tersebut, tim Gold Digger Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang oil rig (struktur pengeboran lepas pantai untuk mendapatkan minyak bumi, red) yang mampu bertahan di situasi tersebut.
Ketua tim Gold Digger, Alhafiz Taufiqul Hakim menyebutkan jika ia bersama empat rekan timnya membuat rancangan oil rig di lingkungan perairan ekstrem yakni Bay Du Nord, Kanada. Ia berkata, kondisi ekstrem di perairan tersebut terlihat dari kedalaman yang mencapai 1000 hingga 1200 meter. Selain itu, suhu di area tersebut mampu menginjak angka -12 derajat celcius. “Bahkan, kecepatan anginnya relatif tinggi dan gelombang lautnya pun termasuk besar,” tuturnya.
Berangkat dari sana, Alhafiz dan tim merancang oil rig yang mampu menahan lingkungan ekstrem tersebut. Mereka melengkapi rancangan oil rig tersebut dengan Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) dengan Mix Metal Oxide (MMO) Titanium Substrat. Hal tersebut ia yakini mampu menahan korosi pada area column dan pontoon hingga 20 tahun. “Tidak hanya itu, kami juga melengkapi rancangannya dengan lapisan anti korosi dan panas, Elastomer & Intumescent Coating,” tambah pemuda ini.
Alih-alih menggunakan derrick (menara bor, red), Alhafiz dan tim memilih untuk menggunakan dual ram rig pada hoisting system (sistem pengangkatan, red). Ia berkata, alat pengganti ini merupakan alat sejenis katrol yang mampu melakukan pengeboran dan pemasangan casing pada sumur minyak di saat bersamaan.
Di sisi lain, tim ini juga merancang alat keselamatan kerja di lapangan berupa Immersion Suit. Alhafiz menerangkan, baju ini berfungsi untuk melindungi pekerja dari suhu dingin serta percikan api. “Jadi, eksistensi baju pelindung ini semakin menambah nilai pelengkap dalam menghadapi kondisi ekstrem,” papar mahasiswa ini.
Alhafiz dan tim meyakini, rancangan oil rig dengan teknologi canggih milik mereka tidak termasuk mahal. Meskipun harus merogoh kocek lebih di awal, penerapan teknologi mereka mampu menghemat waktu pengeboran serta instalasi. Tercatat, penghematan ini mampu menyentuh angka 45 persen dibandingkan alat pengeboran konvensional yang lain. “Oleh karenanya, dalam penggunaan jangka panjang, rancangan kami akan lebih ekonomis,” ucapnya yakin.
Melalui inovasi mereka dalam merancang oil rig tersebut, tim Gold Digger berhasil meraih juara pertama dalam ajang Oil Rig Design Competition (ORDC) di BOREYES 2021. Bersama Alhafiz, tim ini beranggotakan mahasiswa lintas departemen yakni, Muhammad Amroedhia Dzulfiqar Erran, Alvina Choirun Nisa, Fitra Muhammad Afla, serta Fitria Sabrina Tsani.
Ke depannya, Alhafiz berharap tim Gold Digger dapat terus mengikuti kompetisi ORDC lainnya. Lebih lanjut, ia ingin agar desain alat pengeboran minyak mereka mampu dikembangkan dengan ide-ide yang lebih inovatif. “Hal itu agar rancangan oil rig kami mampu mengantarkan tim ini untuk memperoleh kemenangan,” pungkasnya (*)
Reporter: ion28
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus membuka pintu kolaborasi guna meningkatkan kompetensi mahasiswanya dalam