ITS News

Jumat, 27 September 2024
08 November 2007, 14:11

Meneg PDT Ajak ITS Tangani Daerah Tertinggal

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Lukman Edy mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari 457 kabupaten yang ada di Indonesia ada 199 kabupaten yang dikategorikan daerah tertinggal. Permasalahan daerah tertinggal itulah yang tak lain menjadi tugas utama Kementrian Negara PDT yang harus segera dicari jalan keluarnya.
”Daerah tertinggal, secara makro ekonomi memiliki pertumbuhan yang sangat tertinggal dari pertumbuhan rata-rata nasional 7-10 persen. Daerah tertinggal hanya sekitar 4-5 persen, sehingga diperlukan pendekatan khusus,” ungkap Lukman.

Menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Bersatu ini memaparkan banyak permasalahan yang dibawa daerah tertinggal. Saat ini, lanjut Lukman, jika berbicara kemiskinan yang menjadi isu sentral ada didaerah tertinggal. Permasalahan minimnya infrastruktur, sumber daya manusia, kualitas pendidikan serta energi seperti ini banyak ditemui pada daerah tertinggal. ”Bahkan diperkirakan lima sampai sepuluh tahun mendatang 30 persen daerah tertinggal masih belum teraliri listrik,” kata pria kelahiran Pangkal Pinang Riau ini.

Untuk itu, dalam kesempatannya, Lukman menghimbau kerjasama dari para stakeholder untuk mengentaskan permasalahan daerah tertinggal. Kerjasama dan peran serta perguruan tinggi juga merupakan hal penting. ”Perguruan tinggi, pemerintah dan dunia usaha adalah bagian penting yang dapat mendukung pengurangan kesenjangan antar daerah,” tandas pria kelahiran 26 November 1970 ini mantap.

Kedatangan Lukman di ITS, bermaksud mengajak langsung ITS berperan aktif mengkaji pengembangan teknologi terutama untuk pembangunan daerah tertinggal di wilayah Indonesia timur. ”Terus terang ini tidak kami tawarkan pada Universitas lain. Kami melihat ITS memiliki potensi untuk mewujudkan itu,” ungkapnya tersenyum.

Kerjasama kongkret yang akan dilakukan kementrian Negara PDT dengan ITS, papar Lukman, adalah dalam hal mengkaji energi elternatif masa depan seperti sel bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel cell). Energi alternatif ini diharapkan Lukman dapat mengatasi kekhawatiran terkait energi di daerah tertinggal lima sampai sepuluh tahun ke depan.

Menanggapi itu, PR I ITS, Prof Dr Ir Arif Djunaedy MSc mewakili Rektor mengatakan ITS siap dengan ajakan Pak Menteri itu. Saat ini, ungkap Arif, ITS memiliki tiga cluster riset unggulan yang semuanya berpotensi untuk mengatasi permasalahan daerah tertinggal. Pertama adalah bidang kelautan, lalu bidang energi dan ketiga bidang permukiman. ”Di bidang energi kita juga telah memiliki beberapa pengalaman, seperti pengembangan Bio Fuel 100. Mengenai Hydrogen Fuel Cell sendiri kita juga telah melakukan kajian awal. Jadi dengan adanya ajakan ini kita bisa lebih intensif,” ujar Arif. (asa/th@)

Berita Terkait