ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
31 Maret 2021, 16:03

Inner Child, Awal Permasalahan Parenting Masa Kini

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Elly Risman (kiri), pembicara pada Webinar Parenting Series Tiga. Didampingi oleh Meiana Evyta Kusuma (kanan) sebagai moderator.

Kampus ITS, ITS News – Modernisasi memberikan corak interaksi antar anak dan orang tua yang berbeda dari masa-masa sebelumnya. Pola mendidik anak atau parenting tentunya tidak lagi bisa disamakan. Namun, masih terdapat orang tua yang mengalami trauma anak batiniah hingga akhirnya diproyeksikan terhadap anak-anak mereka. Hal ini dibahas lebih lanjut dalam Webinar Parenting Series Tiga pada Minggu (28/3), yang diadakan oleh Yayasan Manarul Ilmi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (YMI ITS).

Mengawali kegiatan tersebut, Elly Risman selaku Direktur Pelaksana Yayasan Kita dan Buah Hati menanyakan bagaimana kondisi perasaan para peserta yang umumnya merupakan orang tua, dalam merawat anak semasa pandemi. Jawaban pun beragam seperti jenuh, lelah, bingung, cemas dan sebagainya. “Hal itu wajar, selama ini anak kita bergaul tanpa kita awasi, sekarang kita bisa melihatnya langsung dari rumah” ungkap Elly.

Berangkat dari beragam jawaban tersebut, pendiri Yayasan Rumah Keluarga Risman itu mengungkapkan bahwa awal permasalahan parenting sebenarnya berasal dari inner child, yaitu kecenderungan para orang tua menjadi anak kecil lagi dalam mengasuh anak, sebagai efek dari pengalaman perlakuan orang tua di masa kecil. Ia mulai mengingatkan kembali para orang tua bagaimana pengalaman mereka saat masih anak-anak.

Wanita kelahiran 1951 itu mencontohkan, bagaimana orang tua menasehati kita saat masih anak-anak tidak pada waktu yang tepat, atau secara tidak sengaja meremehkan kita hanya karena gagal mengerjakan sesuatu. Seperti ketika kita baru pulang sekolah dengan perasaan kesal karena dihukum guru dan dijahili teman, orang tua malah turut memarahi dan menasehati kita. “Kebanyakan orang tua tidak paham perasaan anaknya dan apa yang dihadapinya seharian itu,” jelasnya.

Elly Risman tengah menerangkan “kekeliruan”12 gaya populer yang kerap digunakan orang tua dalam mendidik anak.

Lebih lanjut, wanita yang pernah belajar di Florida State University ini mencontohkan gaya asuh keliru lainnya. Seperti ketika kita meminta sesuatu dan orang tua dengan mudahnya menyetujui tanpa dipikirkan dulu, sehingga berujung menjadi janji-janji yang tidak terbayarkan. Atau ketika melabeli anak dengan berbagai perumpamaan yang sebenarnya tidak perlu. Misal, menyebut hidung dan mulut anak tidak ada bedanya hanya karena tampilan si anak sedang buruk. “Kejadian-kejadian ini termasuk dalam ‘12 gaya populer’ orang tua mengasuh anak,” tambahnya.

Alumnus Universitas Indonesia (UI) itu menjelaskan, pengalaman dari perlakuan orang tua yang kita alami semasa anak-anak tersebut akan tersimpan dalam memori jangka panjang kita. Tanpa kita sadari, pengalaman ini akan mengumbar keluar ketika kita dewasa dan ketika menghadapi anak kita sendiri. “Jadi, selama ini orang tua mengasuh anak kecil atau anak kecil mengasuh anak kecil?” tanyanya.

Di titik ini, wanita berkerudung itu menyimpulkan bahwa inner child sendiri ternyata terbukti, para orang tua cenderung menjadi anak kecil lagi dalam menghadapi anak-anaknya. Perangai terhadap anak-anak para orang tua sekarang adalah cerminan bagaimana orang tua tersebut semasa masih anak-anak. Meskipun sekarang zaman sudah begitu maju, tetapi pola asuh ini masih belum berubah.

Elly menyebutkan, meski pola berulang ini akan sulit untuk diubah bukan berarti tidak bisa. Ia memberikan saran bahwa sebagai orang tua, kita harus mulai memahami perasaan kita sendiri, menerimanya dan menghargainya, kemudian memaafkan anak beserta pasangan. “Kemudian bekerja samalah dengan pasangan, tanyakan bagaimana perasaan dan permasalahan anak satu per satu, beri perhatian,” jelasnya.

Inner Child, kecenderungan orang tua menjadi anak kecil lagi dalam mengasuh anak, sebagai efek dari pengalaman perlakuan orang tua di masa kecil

Psikolog itupun berpesan agar jangan lagi menjadi anak kecil yang mengurus anak kecil, belajarlah memahami si anak. Tanamkanlah adab yang benar, jangan sampai si anak punya banyak gelar akademik, tetapi gagal mengasuh anaknya kelak. “Peliharalah ketakwaan dan prasangka baik kepada Allah, bersedekahlah, karena tidak ada cobaan ataupun rezeki yang lepas dari kekuasaan Allah,” tutupnya. (*)

Reporter : ion20

Redaktur : Wening Vio Rizqi Ramadhani

Berita Terkait