ITS News

Jumat, 27 September 2024
08 Desember 2007, 21:12

Rapat Paguyuban Rektor se-Jatim, SPMB Jadi Prioritas

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dipimpin oleh Prof. Dr. H. Fasichul Lisan Apt, Rektor Unair,rapat yang diikuti oleh ITS, Unair, Unesa, Unijoyo, UM, Unibraw, Unej, IAIN, dan UIN tersebut membahas beberapa agenda. Namun, pada rapat kali ini rektor dari Unesa dan UIN tak dapat hadir karena ada kepentingan mendadak di Jakarta dan Bogor. Berbagai masalah yang selama ini menjadi usulan untuk diselesaikan diagendakan dalam rapat tersebut. Antara lain rencana pemberian beasiswa untuk mahasiswa asal Madura, sistem pembelajaran bersama, program alih kredit, ICT (Information and Communication Technology ) terintegrasi, kebijakan perumahan dosen, pelaksanaan SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru), kemahasiswaan, dan wacana Badan Layanan Umum (BLU).

Dari sekian agenda yang diajukan tersebut, yang paling mendesak untuk dibahas penyelesaiannya adalah pelaksanaan SPMB dan wacana BLU di PTN. Sebab, selama ini pelaksanaan SPMB yang ditangani oleh perhimpunan tidak terintegrasi dengan rektor dari masing-masing PTN. Sebelum mengambil keputusan final dari rapat, para peserta rapat dibagi dalam empat sidang komisi. Yakni sidang komisi I yang membidangi akademik, komisi II bidang administrasi keuangan, komisi III bidang kemahasiswaan, dan komisi IV bidang kerjasama.

”Selama ini pernah diatur dalam MoU, tapi kami hanya mendapat fee institusional karena smeua dikelola oleh perhimpunan. Kami sedang mencari cara yang lebih akuntabel untuk masalah tersebut,” jelas Prof Dr Fasichul Lisan Apt, yang juga Ketua Paguyuban Rektor PTN wilayah Jatim. Nantinya hasil dari rapat tingkat Jatim ini akan dibawa ke tingkat forum nasional. Keputusan finalnya akan ditentukan oleh Mendiknas, Paguyuban Rektor PTN (PRPTN) se-Indonesia dan Majelis PRPTN.

Forum ini menghasilkan beberapa pemikiran, salah satu yang paling utama adalah permintaan kepada perhimpunan SPMB, terkait dana pembayaran SPMB. ’’Selama ini seluruh keuangan masuk ke perhimpunan. Ada yang melihat ini tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku,’’ujarnya.

Padahal, pembayaran SPMB menurut Kepmenkeu merupakan dana masyarakat, khususnya penerimaan mahasiswa baru dikategorikan sebagai PNBP, yang harus disetorkan ke negara. Sementara kewenangan penerimaan mahasiswa terletak di tangan rektor, sehingga rektorlah yang punya kewajiban dana tersebut. ’’Dalam pelaksanaannya sekarang rektor tidak setor hanya terima fee institusi, seharusnya uang masuk rektor, dan rektor yang membayarkannya ke SPMB, sekarang kan malah kebalikannya,’’sambungnya. Hal ini akan dikonsultasikan lagi kepada Dirjen dan Irjen, serta panitia SPMB pusat.

Sementara itu, hasil sidang komisi bidang I, salah satunya yang terkait dengan program PULSE (Public University Link System of East Java). Saat ini ada tiga Universitas Negeri yang belum terkoneksi dengan INHERENT(Indonesian Higher Education Network). Yaitu IAIN Sunan Ampel, UIN Malang, dan Universitas Trunojoyo. Dua diantaranya karena berada di bawah naungan yang berbeda yaitu Depag. Dalam forum ini ITS ditunjuk untuk menyambungkan IAIN Sunan Ampel dan Universitas Trunojoyo ke dalam Inherent ini. Sedangkan UIN Malang menjadi tanggungan Unibraw. Sementara untuk masalah pembiayaan diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi.

Sedangkan untuk rapat bidang II salah satu issue yang diangkat adalah kebijakan tentang penempatan rumah dinas. Mereka sepakat bahwa rumah dinas hanya untuk PNS, bukan untuk janda atau anak. Penertiban penggunaan rumah dinas juga akan dilakukan. ’’Misalnya seperti rumah yang dijadikan kos-kosan, atau alih fungsi lainnya,’’katanya.

Usulan yang tak kalah penting adalah perlu tidaknya dibentuk BHMN kolektif. Terkait dengan usulan ini, Rektor ITS Prof Ir. Priyo Suprobo, Ms, PhD menyatakan hal ini belum ada aturan yang jelas. ITS sendiri merasa tidak perlu ikut BHMN kolektif karena kita sudah mengajukan proposal untuk menjadi BHMN. ’’BHMN Kolektif ini sebenarnya untuk perguruan tinggi yang belum mengajukan prpoposal,’’pungkasnya.

Di rapat bidang III, forum ini mengusulkan agar pendanaan kegiatan mahasiswa didanai APBD seperti yang sudah diterapkan di Jakarta. Pembantu Rektor III ITS, Prof. Suasmoro menyatakan ITS diminta oleh ketua paguyuban Rektor untuk merintis kegiatan softskill, leadership. Teamwork, communication skill, untuk menjadi kegiatan paguyuban. ’’Selama ini kegiatan semacam ini masih dijalankan sendiri-sendiri di masing-masing kampus,’’ujarnya.(m4/f@y/humas/jie)

Berita Terkait