ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
28 Mei 2021, 20:05

Antasena ITS Berikan Pengetahuan Mendalam Seputar KTI

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Webinar Antasena Regular Course (ARC) dengan tema Design Thinking: For Writing Scientific Paper to Improve Your Future Career Prospect

Kampus ITS, ITS News – Dunia perkuliahan tentu tidak bisa dilepaskan dari Karya Tulis Ilmiah (KTI). Mahasiswa yang memiliki prestasi dalam ajang KTI terbukti memiliki prospek dalam dunia kerja. Membahas mengenai beberapa hal dasar yang harus diketahui untuk mendalami KTI, Tim Antasena Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar webinar dengan para ahli di bidang kepenulisan karya ilmiah.

Salah satu narasumber dalam webinar ini, I Made Dewa Raditya Margenta ST MT, menyampaikan bahwa KTI sebaiknya memiliki format yang terstruktur. Jumlah kata yang disajikan juga terbatas maksimal hingga 2500 kata. Hal itu dikarenakan topik pembahasan akan cenderung melebar jauh jika terlalu panjang. Konsistensi penulisan daftar pustaka juga penting. “Bisa otomatis ditolak jika terdapat kesalahan dalam daftar pustaka,” tuturnya.

Dewa menambahkan bahwa mahasiswa yang masih berkuliah memiliki keuntungan karena adanya dosen yang dapat membantu memberikan koreksi pada KTI mahasiswanya sebelum disetorkan ke lembaga publikasi. Terlepas dari hal itu, ia menyarankan bahwa format KTI juga tergantung pada ketentuan format penulisan yang diadakan pihak penyelenggara lomba atau lembaga.

Membahas lebih dalam, Dr Widyastuti SSi MSi. menegaskan bahwa semua hal di sekitar dapat menjadi objek penelitian bahkan hal kecil sekalipun. Namun berbagai kompetisi di tingkat nasional biasanya lebih mengedepankan permasalahan problematik yang menyangkut orang banyak dan topik tertentu seperti energi yang tak terbarukan. “Dapat menggunakan metode amati, tiru, dan modifikasi apabila topik yang diinginkan sudah diteliti orang lain,” jelasnya.

Dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS ini juga menjelaskan bahwa menulis KTI memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa. Berbagai manfaat tersebut antara lain seperti mengasah kemampuan untuk menelaah masalah secara ilmiah, mematangkan logika berpikir, serta mengembangkan kemampuan mengungkapkan solusi secara tertulis.

Webinar ini juga mengundang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hubby Izzudin Phd. Ia menyatakan bahwa masalah yang dapat diteliti sejatinya dapat ditemukan jika terjun langsung ke lapangan atau melakukan studi literatur. “Karena LIPI adalah lembaga pemerintahan, pemerintah biasanya menugaskan proyek penelitian ke kami,” tambahnya.

Ia pun menyatakan bahwa penelitian di Indonesia sudah jauh lebih baik dalam 10 hingga 15 tahun terakhir. Semenjak meningkatnya anak dalam negeri yang melanjutkan studi di luar negeri menyebabkan terciptanya sumber daya manusia yang sangat bagus. “Permasalahan terbatasnya peralatan juga dapat diatasi dengan adanya dukungan dari pusat penelitian,” ujar Hubby, sapaan akrabnya.

Untuk mewadahi minat mahasiswa di bidang karya tulis ilmiah, terdapat beberapa program yang dapat diikuti baik dari pemerintah seperti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) maupun pihak swasta seperti kompetisi esai. Hubby mengatakan bahwa meskipun tidak mengadakan program kompetisi karya tulis ilmiah, LIPI memiliki program magang penelitian selama satu hingga dua bulan yang dapat diikuti oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. (*)

 

Reporter: Dian Nizzah Fortuna

Redaktur: Septian Chandra Susanto

Berita Terkait