Kampus ITS, ITS News – Pernah membayangkan apa akibat buruk perubahan iklim bagi Indonesia? Hal tersebut diulas apik oleh dua mahasiswa Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) lewat video animasi sains berjudul Mungkinkah Indonesia Jadi Atlantis Berikutnya? yang ditayangkan di kanal Youtube terkemuka, Kok Bisa.
Adalah Dandy Anugrah Cahyadi dan Fadhlan Achmad Habib, otak dari karya tersebut. Karya tersebut mereka buat sebagai partisipasi dalam sayembara video animasi sains bertajuk Science Video Challenge: Climate Change 101 yang diselenggarakan kanal Youtube Kok Bisa.
Sesuai judulnya, Dandy mengungkapkan bahwa karya mereka mengangkat isu ancaman tenggelamnya pulau-pulau di Indonesia akibat perubahan iklim. Isu ini menarik untuk dikemas lantaran menurutnya, kondisi yang dihadapi Indonesia tersebut dapat dihubungkan dengan cerita rakyat Atlantis. “Indonesia mirip seperti Atlantis, punya kekayaan alam namun tidak dikelola dengan baik,” ungkapnya.
Selain itu, menurutnya topik ini sesuai dengan isu potensi hutan Indonesia terhadap mitigasi perubahan iklim yang diusung dalam sayembara. Karyanya sendiri berusaha menjelaskan bahwa Indonesia akan terkena dampak perubahan iklim jika alam terus menerus dirusak dan tidak dijaga. “Kami ingin masyarakat sadar bahwa dengan potensi kekayaan alam sebesar itu, kita punya pilihan untuk menjadikannya karunia atau malapetaka,” papar mahasiswa angkatan 2018 ini.
Ia berharap masyarakat Indonesia dapat mengambil hikmah dari cerita rakyat Atlantis yang tenggelam karena keserakahannya. Dengan kesadaran itulah, Dandy berdoa agar seluruh komponen bangsa, baik masyarakat maupun pemerintah, dapat bersatu dalam menjaga lingkungan. “Semoga saja tidak ada lagi oknum tidak bertanggung jawab yang merusak hutan dan alam Indonesia,” harapnya.
Ide dan tujuan tersebut kemudian mereka realisasikan bersama, mulai dari tahap pengerjaan ilustrasi, konsep, dan pembuatan script. Mereka juga membagi tugas untuk pengerjaan animasi dan pengaturan musik. Dandy menceritakan, awalnya ia sempat khawatir tidak lolos karena gaya ilustrasi dan animasi yang mereka pilih sangat berbeda dengan gaya video kanal terkait.
Apa yang dikhawatirkannya ternyata tidak terjadi. Karyanya berhasil menyingkirkan 300 tim dari seluruh Indonesia untuk lolos seleksi kurasi portofolio. Tidak tanggung-tanggung, karya tersebut bahkan berhasil melaju ke tahap akhir dan terpilih menjadi pemenang. “Sampai sekarang masih tidak menyangka video kami menjadi pemenang Best Animation,” ucapnya dengan bangga.
Terakhir, Dandy bertekad akan terus berkarya untuk menyebarkan informasi dan kebaikan. Ia ingin agar karyanya dapat bermanfaat dan menginspirasi orang lain untuk melakukan hal serupa, tentunya sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. “Untuk itu, kita tidak boleh berhenti dan terus belajar untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan dalam berkarya,” pungkasnya.(*)
Reporter : Ferdian Wibowo
Redaktur: Fatih Izzah
Kampus ITS, ITS News – Dikenal sebagai daerah penghasil ikan, Kampung Sontoh Laut di pesisir Surabaya masih terbatas dalam
Kampus ITS, ITS News — Sebagai upaya mengapresiasi kinerja dan kontribusi organisasi mahasiswa (ormawa), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Prestasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mengalir hingga penghujung tahun 2024 ini. Kali
Kampus ITS, ITS News — Menuju 67 tahun Deklarasi Djuanda, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) undang guru besar dari