ITS News

Jumat, 27 September 2024
22 Januari 2008, 17:01

Ujian Bergaya Cak dan Ning

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Para peserta ujian tugas keahlian ini diwajibkan mengenakan busana tradisional Suroboyoan. Peserta pria mengenakan pakaian ala Cak berupa beskap, jarik (kain), celana, lengkap dengan udeng Suroboyoan. Sedangkan yang perempuan bergaya ala Ning dengan kebaya dan jarik. Tradisi mengenakan pakaian Cak dan Ning di jurusan ini sudah diterapkan sejak empat semester sebelumnya.

Semula kewajiban mengenakan pakaian tradisional Cak dan Ning ini hanya merupakan hukuman bagi mereka yang harus mengulang ujian PKM. ”Tapi ternyata mereka malah enjoy dan teman-temannya yang tidak kena hukuman malah pengen juga pakai baju seperti itu, jadi akhirnya kami terapkan saja untuk semuanya yang ujian,” terang Ir Dwi Priyanta MSE, Sekretaris Jurusan Siskal ITS yang juga koordinator ujian, ditemui di sela ujian.

Dikatakan Dwi, tugas PKM yang berbobot 3 SKS ini merupakan puncak dari tugas keahlian yang harus diselesaikan para mahasiswa Siskal, selain Skripsi atau Tugas Akhir (TA) untuk meraih kelulusan kuliah. Tugas keahlian lainnya yang harus ditempuh dulu adalah rencana garis, rencana umum, sistem perporosan, dan perancangan listrik.

Alasan diwajibkannya pakaian tradisional Cak dan Ning, menurut Dwi, untuk lebih mengingatkan para mahasiswanya bahwa tempat perkuliahan mereka memang berada di Surabaya. ”Meskipun mahasiswanya berasal dari berbagai daerah, tapi kami ingin mereka benar-benar tahu dan merasakan bahwa mereka sekarang kuliah di Surabaya,” ujarnya tersenyum.

Meski mengenakan pakaian tradisional, para mahasiswa dan mahasiswi ini tetap berkonsentrasi penuh ketika menjawab semua pertanyaan yang diajukan para penguji tentang hasil karya tugas mereka.

Begitu pula para pengujinya sepertinya tetap tak terpengaruh dengan tampilan para mahasiswanya tersebut. Mereka tetap mencecari pertanyaan-pertanyaan kritis untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman para mahasiswa ini terhadap ilmu-ilmu yang telah diterimanya selama ini.

”Rasanya lebih santai sih kalo pakai pakaian seperti ini, jadi nggak terlalu nervous pas diuji,” tutur Iswati, mahasiswa angkatan 2003 yang sudah dua kali ini maju ujian PKM sambil tersenyum.

Ujian dilaksanakan dalam beberapa ruangan. Tiap ruangan sekali menguji langsung dua mahasiswa dengan jumlah dosen penguji 2-3 orang. Para peserta ujian harus membawa gambar dari sistem operasional sebuah kapal, yang dalam hal ini adalah sistem operasional kamar mesin.

Semester ini, jumlah mahasiswa Siskal yang mengikuti ujian tugas PKM sebanyak 66 orang, sembilan orang di antaranya merupakan mahasiswi. ”Sekarang ini jumlah mahasiswi di jurusan Siskal ini sudah semakin banyak, saat ini tercatat sekitar 100-an mahasiswi,” kata Ir Soemartojo WA, salah satu dosen penguji yang menguji bersama Ir Tjoek Suprajitno dan Beny Cahyono ST MT dalam satu ruangan. (Humas/HQ/jie)

Berita Terkait