Kerjasama antara ITS dan Tohoku University memang sudah terjalin sejak tahun 2006. Adapun bentuk kerjasamanya berupa kerjasama penilitian bersama, pertukaran mahasiswa dan dosen, serta pertukaran informasi-informasi baru berupa hasil penelitian baru. Namun kali ini pihak Tohoku University mencanangkan program beasiswa khusus kepada mahasiswa Teknik Elektro dan FTIF untuk program Master dan Doktor.

Dalam presentasinya pihak Tohoku yang diwakili oleh Shinji Ido PhD dan Prof Nakau memaparkan segala hal seputar universitasnya dan kota sendai sendiri tempat Tohoku University berada. Menjadi kebanggaan juga apabila dapat berkuliah disalah satu kampus terbaik didunia. Tohoku sendiri merupakan salah satu kampus tertua di Jepang dan termasuk 5 besar kampus terbaik di Jepang

Diharapkan dari kerjasama ini, ITS mendapatkan banyak manfaat dan mampu meningkat kreatifitas mahasiswanya. Sehingga nama ITS sendiri akan lebih diakui di forum internasional. Banyak dari beberapa peserta tertarik untuk mengikuti beasiswa ini dikarenakan fasilitas-fasilitas yang diberikan, diantara lain uang saku 160.000 yen/bulan, segala fasilitas yang ada dikampus gratis dan tiket pulang pergi Indonesia – Jepang.

Melalui program beasiswa ini diharapkan para mahasiswa ITS mampu mentransfer ilmu dari pihak Tohoku dan menerapkannya sepulangnya di Indonesia. Seperti halnya yang disampaikan salah satu alumni Tohoku University, Mochammad Hariadi ST MSc PhD, yang mengaku pertama kali merasa sulit berkuliah di luar negeri. Namun itu jangan dijadikan halangan bagi mahasiswa Indonesia untuk berprestasi disana.

“Saya rasa sulit itu wajar, tapi dengan belajar lebih keras dan sering bertanya semua itu teratasi,” ungkap dosen Teknik Elektro ITS ini ketika ditanya oleh Prof Nakau. Penggambaran Kota Sendai sebagai lokasi dari Tohoku University sendiri menjadi materi utama presentasi beasiswa. Dari beberapa slide ditampilkan pemandangan dari kota Sendai dan Kampus Tohoku sendiri.

“Kota yang cukup ideal bagi mahasiswa untuk belajar,tenang dan sejuk tidak seperti halnya Tokyo yang cenderung ramai dan padat,” jelas Hariadi kepada para peserta. Program yang ditawarkan Pihak Tohoku sendiri tidak main-main, penguasaan skill IT mahasiswanya memang diutamakan. Bahkan tidak menutup kemungkinan pihak Tohoku pun akan mendistribusikan lulusan mahasiswa asing mereka ke perusahaan- perusahaan di Jepang.

Selama ini mahasiswa asing yang berkuliah di Tohoku didominasi oleh mahasiswa- mahasiswa asal Korea dan Cina, namun dengan adanya program ASIST pemerataan mahasiswa dilakukan di seluruh wilayah Asia termasuk Indonesia. Tohoku sendiri merupakan Universitas yang staff pengajarnya sering mendapatkan Nobel dan Tatsuo Ochida yang merupakan staff pengajar di Tohoku adalah salah satu penemu LCD. (Fn/jie)