ITS News

Jumat, 27 September 2024
16 Februari 2008, 19:02

Genjot Para Professor Tetbitkan Buku Ajar

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam sambutannya. Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD menyatakan berbangga dengan pengukuhan ini. ’’Ini adalah terbunuhnya penantian cukup panjang untuk Prof Basuki menjadi guru besar,’’ ujarnya.

Probo mengharapkan pengukuhan prof Basuki ini dapat menjadi stimulan bagi para dosen lain untuk segera mengurus administrasi akademiknya. ’’Jabatan akademik tertinggi ini sangat penting bagi kehidupan akademik di ITS,’’ tegasnya.
 
Apalagi, untuk tahun 2008 ini ITS menargetkan untuk menambah 12 guru besar lagi. Probo berharap dengan diangkatnya prof Basuki sebagai gubes dapat menjadi langkah awal untuk berkarya. ’’Ini adalah kesempatan untuk pembuktian kepakarannya,’’lanjutnya.

Probo menambahkan, tahun 2008 ini Para Profesor dan dosen bergelar doktor akan dipacu untuk menghasilkan penelitian dan karya ilmiah. Yang tidak luput dari perhatian ITS tahun ini adalah pembuatan buku ajar karya para dosen ITS. ’’Saya berharap pengalaman dan ilmu para profesor ini dapat dituangkan menjadi buku ajar,’’ imbuhnya.

Harapannya, buku ajar yang dihasilkan oleh para profesor dan doktor ini dapat bersaing buku teks luar negeri. ’’Saya yakin hal ini bisa tercapai,’’ tambahnya. Untuk mendorong hal tersebut, ITS sudah menyiapkan dana untuk pembuatan buku ajar karya profesor dan doktor ITS tersebut. Menurutnya hal ini sekaligus sebagai stimulan untuk para dosen muda untuk lakukan penelitian. 

Hal ini diamini oleh Prof Dr Basuki Widodo MSc. Ketua Jurusan Matematika ITS ini berencana terus mengembangkan software Stealth Profiler (program  pendeteksi siluman) yang sudah dua tahun terakhir ini digelutinya. 

Pakar di bidang Permodelan Matematika ini berharap softwarenya dapat berfungsi optimal untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Software ini menurut basuki dapat membantu tugas pertahanan dan keamanan negara. ’’Saya tidak mau Indonesia terus dimanipulasi karena tidak memiliki keahlian di bidang stealth ini,’’ ujar pria kelahiran Surabaya, 5 Juni 1965 ini. 

Dengan software ini, tingkat siluman sebuah benda dapat diketahui dengan pasti. Sehingga, alutsista yang memang membutuhkan stealth yang lebih tinggi dapat dibuat. ’’Saya pernah menghitung tingkat stealth tenda, kapal selam, pesawat, hingga orang,’’ pungkasnya

Selain mengoptimalkan sofware buatannya ini, Basuki berusaha untuk lebih mendekatkan matematika kepada anak didiknya. Sejak awal, suami dari Ir Tri Rahayuningsih MA ini memiliki pendekatan tersendiri untuk mengajarkan matematika kepada para mahasiswanya. Menurutnya, mahasiswa dapat digolongkan menjadi dua kubu. ’’Ada yang suka dengan hafalan, ada yang lebih suka dengan latihan,’’lanjutnya.

Setiap kali mengajar, Basuki selalu memperhatikan sikap anak didiknya, sehingga dapat mengenali kedua jenis kubu tersebut. ’’Kalau saya menerangkan teori anak itu kelihatan tidak semangat bahkan tidak mencatat, berarti dia lebih menyukai latihan langsung,’’ imbuhnya. Begitu pula sebaliknya. Mahasiswa pecinta hafalan dan teori akan sangat bersemangat begitu suatu rumus baru diberikan.

Untuk menyeimbangkannya, Basuki selalu mengkombinasikan antara hafalan dan teori di dalam kelasnya. Hasilnya, Bapak tiga anak ini boleh berbangga. ’’Di kelas saya ada lima orang yang mendapatkan angka bulat 100,’’ pungkasnya.(Humas ITS/asa)

Berita Terkait