ITS News

Jumat, 27 September 2024
23 Februari 2008, 12:02

English Debate, Libatkan Guru Luar Negeri

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Planopolis merupakan serangkaian kegiatan yang digelar Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah Kota (PWK). Sembilan SMA se-Jatim pun ikut memeriahkan acara ini diantaranya, SMA Muhamadiyah 1 Gresik, SMA NU 1 Gresik, SMAN 1 Bangkalan, SMAN 3 Sidoarjo, SMAN 1 Sidoarjo, SMAK St Albertus Malang, SMAN 5 Surabaya, SMA Giki Surabaya, dan SMAN 1 Lawang. Semua SMA berhak mengajukan dua tim yang terdiri dari tiga siswa untuk mewakili sekolahnya masing-masing.

Salah satu kegiatan Planopolis adalah English Debate yang dibuka langsung oleh Kahima (Ketua Himpunan Mahasiswa) PWK Arief Syaifudin. Kehadiran jumlah peserta yang mewakili sekolah kurang dari target awal. ”Hal ini disebabkan karena ada beberapa SMA yang tidak diijinkan untuk mengikuti lomba di luar kota,” terang mahasiswa angkatan 2005 ini. Semula, undangan lomba disebar pada 16 SMA se-Jatim, namun yang berpartisipasi hanya sembilan SMA.

Penyisihan hari pertama English Debate ini melalui elimanasi tim SMA yang tidak mampu mempertahankan argumentasinya terhadap materi yang diajukan panitia. Teknis lomba sendiri mempertemukan antara dua SMA yang dipecah menjadi dua kelompok, yakni kelompok pendukung dan penolak opini. Penjurian dilakukan juri yang didatangkan dari mahasiswa Sastra Inggris UNAIR dan Alumni ITS yang berkompeten.

Dari beberapa peserta, ada sekolah yang membawa guru dari luar negeri seperti yang dilakukan SMA NU 1 Gresik. Terlihat Cristie, guru berkebangsaan Amerika Serikat yang sedang memantau murid-muridnya bertanding dari luar ruang debat. ”Mereka murid saya, mudah-mudahan mereka menikmati lomba ini,” jelas cewek bule yang mahir berbahasa Indonesia ini.

Terkait adanya guru luar negeri itu, menurut Nur Komariah SPd, guru SMA NU 1 Gresik, keberadaan Cristie di Indonesia merupakan program beasiswa dari pemerintah Amerika serikat. "Dia guru yang didatangkan dari USA dan guru kita juga diberangkatkan ke sana," ungkap Nur. Beberapa tim SMA, lanjutnya, memang banyak mendatangkan pelatih dari lembaga kursus bahasa Inggris. "Tapi dengan tenaga pengajar dari luar negeri diharapkan mampu membiasakan anak didik mendengar langsung kata-kata langsung dari sang pemilik bahasa," komentar Nur.

English Debate Planopolis dirasakan peserta terlalu mendadak, sehingga banyak dari mereka yang tidak sempat mempersiapkan diri. "Acaranya terlalu mendadak, kasihan anak-anak belum sempat belajar," gumam salah seorang guru SMAN 1 Bangkalan. (Fn/th@)

Berita Terkait