ITS News

Jumat, 27 September 2024
10 Maret 2008, 08:03

Pertemuan Rektor Se-Indonesia Disambut Aksi Damai

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pagi itu, sekitar lima belas mahasiswa berjajar di jalan memasuki Gedung Rektorat. Berseragam almamater ITS, masing-masing dari mereka membawa spanduk atau karton bertuliskan unek-unek mereka terkait dunia Pendidikan Indononesia. Sembari menutup mulutnya dengan plester, perwakilan mahasiswa dari BEM ITS ini berharap para rombongan rektor seluruh Indonesia melihat apa yang disuarakan lewat tulisan yang mereka bawa.

Tidak sampai disitu, aksi berlanjut dengan berjalan ke depan Gedung Rektorat sambil melantunkan lagu-lagu aksi. Sejak awal, aksi memang direncanakan damai. Tidak seperti aksi biasa yang melibatkan banyak aparat, kali ini tidak terlihat kerumunan Satuan Keamanan Kampus (SKK) yang mengamankan.

Wildha Badrus Subkhi, Menteri Sosial Politik BEM ITS mengatakan, aksi yang digelar sengaja mengambil momentum kedatangan para rektor se-Indoenesia di ITS. “Kami mencoba untuk menyuarakan suara kami dan memberikan pesan damai kepada mereka,” ujar Wildha di tempat aksi.

Dari spanduk yang dibawa, juga selebaran yang dibagikan, beberapa tuntutan yang diutarakan diantaranya adalah menolak komersialisasi pendidikan. Selain itu para peserta aksi meminta sistem ujian masuk perguruan tinggi adalah sistem yang dapat diakses dan pro rakyat berdasarkan prisnsip keadilan.

Di tengah aksi, para peserta aksi juga menggelar teatrikal jalan mundur sebagai bentuk penggambaran dunia pendidikan Indonesia yang semakin terbelakang dan terus mengalami kemunduran.

“Secara garis besar, yang kami usung dalam aksi kali ini adalah pendidikan yang murah dan akses terbuka bagi semuanya, terutama mereka dari kalangan ekonomi bawah,” ungkap Wildha lagi.

Wildha berharap, pesan damai yang mereka sampaikan dapat berpengaruh pada saat para rektor membuat kebijakan. Wildha juga mengungkapkan bahwa mahasiswa tidak memusingkan bentuk penerimaan mahasiswa baru. “Hal terpenting adalah seleksi penerimaan yang mengutamakan mereka yang cerdas namun lemah secara finansial,” ujar mahasiswa Planologi 2004 ini.

Kebanyakan peserta aksi sendiri berasal dari Sekolah Pelopor Mahasiswa Indonesia (SPMI). SPMI sendiri adalah program dari Departemen Sospol BEM ITS dalam mencetak penggerak-penggerak baru di ITS untuk mengkritisi segala kebijakan pemerintah yang dianggap melenceng. (Zn/rif).

Berita Terkait