ITS News

Jumat, 27 September 2024
09 Maret 2008, 07:03

BEM FTI Khitan 15 Anak Kurang Mampu

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Teriak tangis tak henti-hentinya keluar dari seorang bocah yang sedang di khitan. Dibantu dengan tiga orang yang mendiamkan sang bocah, sang dokter masih tetap saja kesulitan untuk melaksanakan tugasnya. Tak lama seiiring proses khitan selesai, tangis pun terhenti.

Itulah salah satu adegan di ruang khitan di Pondok Pesantren Hidayatullah, Kejawan Putih Tambak. Walau begitu, tidak sedikit bocah yang cukup rileks menghadapi proses pengkhitanan. Sembari menunggu giliran, mereka pun dihibur oleh kakak-kakak panitia dari BEM FTI ITS. Seolah lupa akan apa yang akan mereka jalani nanti, mereka pun hanyut dalam kegembiraan.

Menurut Eries Prayudha Zakaria, selaku kordinator panitia Khitanan Massal, sebelumnya terdapt 25 anak yang akan mengikuti khitanan. “Berhubung ada yang berhalangan dan kebanyakan masih takut untuk dikhitan, tinggallah 15 anak yang kami khitan,” ujar Eries.

Sebagian besar anak yang dikhitan berasal dari Keputih, pemukiman yang dekat dengan kampus ITS. Semua rangkaian kegiatan FTI Goes to Society memang sepenuhnya diperuntukkan untuk warga Keputih. “Hal ini merupakan bentuk rasa terimakasih kepada masyarakat yang telah membantu ITS selama ini,” kata Abdul Rahman, Ketua Panitia FTI Goes to Society.

Sebelum ke khitanan sendiri, peserta diajak mengelilingi kampus ITS dengan menggunakan kereta kelinci untuk melihat-lihat pemandangan Kampus. Setelah peserta cukup puas mengelilingi Kampus ITS, kereta kelinci yang ditumpangi puluhan peserta khitanan massal ini balik kembali ke Baitul Mal Hidayatullah yang juga merupakan tempat pelaksanaan khitanan massal ini. Para tenaga medis dari RSUD dr Soetomo yang dipimpin oleh dr H M Roy turut membantu berlangusungnya acara ini.

Untuk menghilangi rasa takut ataupun stress, peserta yang mayoritas anak-anak dari daerah Keputih ini, tak sekedar didampingi satu atau dua orang tua saja akan tetapi ada salah satu dari peserta yang diantar oleh satu keluarga. Alasannya agar si anak yang mau dikhitan tidak merasakan ketakutan, tambah seorang ibu yang juga turut mengantarkan anaknya.

Kegiatan ini juga menuntut mahasiswa untuk tidak hanya kaya dalam hal intelektual, namun juga peka terhadap lingkungan sosialnya. Sebelumnya, dalam rangkaian yang sama juga telah diadakan Pengobatan Gratis di PMPK Keputih. Juga direncanakan suatu penyuluhan dan pembuatan komposter untuk warga Keputih di masa depan.

Selain khitanan missal, hari itu juga dilangsungkan penyaluran pakaian bekas. Pakaian bekas tersebut berasal dari sembilan Himpunan Mahasisawa Jurusan (HMJ) yang ada di FTI. (Zn/st/rif).

Berita Terkait