Masyarakat Desa Sekar turut menghadiri kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh mahasiswa ITS.
Kampus ITS, ITS News – Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan termasuk dalam daerah pegunungan kapur atau karst yang rentan terhadap kekeringan dan pengelolaan air tanahnya terbatas. Hal ini mendorong tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk terjun langsung mengatasi hal tersebut dengan pedekatan sustainable clean water and sanitation
Ketua pelaksana KKN Abmas ITS Desa Sekar, Dr Ayi Syaeful Bahri SSi MT menjelaskan jika terdapat beberapa kegiatan dalam rangkaian KKN Abmas ini yang dilaksanakan sejak Maret 2021 lalu. Pertama, masyarakat diberikan pendampingan dan sosialisasi terkait pengelolaan air tanah di daerah karst, baik pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) maupun aspek kelembagaannya.
Selain itu, KKN Abmas ITS juga melakukan pendampingan dalam pengelolaan kawasan karst dengan sistem incharge dan recharge-nya. Pendampingan ini turut menghadirkan Dosen Departemen Teknik Lingkungan ITS, Dr Ali Masduqi ST MT yang menjelaskan mengenai cara pengelolaan sumber air, pendistribusian air layak konsumsi, dan kualitas air baku kepada masyarakat.
Prinsip pengelolaan air yang digunakan mengacu pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019. Di dalamnya membahas terkait sumber daya air tanah, pengendalian daya rusak air, sistem informasi sumber daya air tanah, dan pembedayaan kelompok masyarakat pengguna air tanah.
Dosen yang akrab disapa Syaeful ini melanjutkan, potensi air tanah di kawasan karst secara hidrologis terdapat dalam sistem sungai bawah tanah. Namun, keberadaannya yang masih belum dipahami secara umum oleh masyarakat.
Mahasiswa dari Departemen Teknik Geofisika ITS turut mensukseskan kegiatan KKN Abmas ITS kali ini.
Hal tersebut yang menyebabkan anggapan bahwa daerah karst minim potensi air tanahnya. “Pemahaman ini yang diperlukan oleh masyarakat sekitar agar dapat memaksimalakan potensi air tanah dan dapat menjaga keberlanjutannya,” jelas dosen Departemen Teknik Geofisika ITS kepada media.
KKN Abmas yang berlangsung selama sepuluh bulan ini sempat terkendala terkait pola pikir masyarakat yang belum terbuka. Namun, tanggapan masyarakat dan para tokoh masyarakat yang terlibat dinilai sudah cukup baik. “Para tokoh masyarakat turut menjadi agen atau media informasi perubahan dan dalam prosesnya disertai kerja keras dan kesabaran dari tim ITS,” ungkapnya.
Syaeful berharap, kegiatan KKN Abmas ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat terutama bagi masyarakat sekitar. Melalui KKN ini pula diharapkan akan memunculkan kepekaan mahasiswa terhadap permasalahan yang ada di masyarakat. “Saya berharap kegiatan ini dapat meningkatkan jiwa kepemimpinan dan empati mahasiswa dan dapat mengenalkan nama baik ITS di masyarakat,” pungkasnya.(*)
Reporter: Ricardo Hokky Wibisono
Redaktur: Sofyan Abidin
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan