Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sukses menyabet juara umum ketiga dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-34. Dari total 21 medali, Tim MIRA berhasil menyumbangkan medali perunggu melalui mesin sangrai rempah-rempah dengan sistem double jacket.
Tim yang dipimpin oleh Alvin Virgiawan ini beranggotakan Krisna Pramudya, Syech Maulana Malik, Zulfa Vikriandy, dan Dhimas Khamim Eka. Mereka menamai mesin sangrainya MIRA yang merupakan singkatan dari Mesin Pengering Rempah-Rempah.
Alvin menjelaskan, MIRA menggunakan sistem double jacket dengan tabung berlapis dua. Metode ini menjadikan pemanasan pada rempah-rempah tidak dilakukan secara langsung, melainkan melalui perantara air.
Menurutnya, air dipilih karena dapat menghantarkan panas secara merata sehingga kemungkinan rempah-rempah gosong menjadi kecil. “Kami mendesain tabung luar sebagai tempat air berada dan tabung dalam sebagai tempat penyangrai,” ujar Alvin.
Mahasiswa Departemen Teknik Mesin Industri mengatakan, MIRA terdiri dari beberapa komponen seperti motor listrik, motor gearbox, pemanas air, dan panel otomatis suhu. Jika suhu air melebihi 70 °C, maka panel suhu akan mematikan mesin secara otomatis. “Mesin akan menyala kembali jika suhunya sudah turun menjadi 30 °C atau suhu ruangan.” tambahnya.
Untuk cara pemakaiannya, Alvin mengatakan jika pengguna hanya perlu memasukkan air pada tangki pertama dan menyalakan water heater. Setelah air mencapai suhu yang 70 °C, pengguna dapat memasukkan rempah-rempah basah.
Langkah selanjutnya adalah mengaktifkan mixer, mengatur timer, dan menyalakan gearbox. Lima menit sebelum proses selesai, vacuum akan menyala secara otomatis untuk mengeluarkan uap air. “Penggunaan vacuum hanya pada lima menit terakhir karena membutuhkan daya listrik yang besar,” imbuh Alvin.
Dengan hadirnya terobosan MIRA ini, proses pengeringan yang awalnya membutuhkan waktu lama dan hasilnya sedikit, kini menjadi lebih efisien. Jika dalam pengeringan manual hanya bisa 2 kg sekali proses, dengan mesin pengering ini dapat mengeringkan 12 kg bumbu dalam waktu satu jam.
Pemanasan yang menggunakan suhu di bawah 80 °C juga akan menjaga kualitas bubuk rempah-rempah yang dihasilkan. “Selain anti gosong dan murah, kandungan nutrisi dan aroma bumbu tetap utuh,” paparnya.
Mesin ini berhasil meningkatan produktivitas Industri Kecil Menengah (IKM) Virgo Barokah Food. Alvin mengatakan jika mitra pengguna mesin tersebut dapat menghemat waktu dan biaya produksi hingga 800 ribu.
Tim yang dibimbing oleh Ir Nur Husodo MS tersebut menjadi satu-satunya perwakilan Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI) dari ITS dalam Pimnas 34. “Walaupun menjadi beban tersendiri, tapi berkat dukungan dari banyak dosen berhasil membuat kami termotivasi,” jelas Alvin.
Langkah berikutnya, Alvin menjelaskan jika terdapat rencana penyempurnaan mesin pengering rempah-rempah menjadi lebih otomatis. Penambahan sensor kadar air untuk mematikan mesin secara otomatis menjadi salah satu pembaruan inovasi.
Tim ini berharap dapat segera mematenkan karya mereka dan dapat memproduksi MIRA secara massal. “Kami ingin MIRA menjadi alternatif mesin sangria rempah-rempah yang dapat menghasilkan bubuk rempah kualitas ekspor dengan harga yang terjangkau,” tutupnya penuh harap.(*)
Reporter: Nurul Lathifah
Redaktur: Sofyan Abidin
Kampus ITS, ITS News — Teknologi pascapanen memiliki peranan penting dalam menjaga mutu hasil panen sebelum dipasarkan. Peduli akan
Kampus ITS, ITS News — Dalam misi memperkenalkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kepada masyarakat umum, setiap tahunnya ITS
Kampus ITS, ITS News — Semakin tingginya kebutuhan listrik rumah tangga menyebabkan perlu adanya inovasi sumber energi terbarukan sebagai
Kampus ITS, ITS News — Kesalahan yang sering terjadi pada optimalisasi sistem mesin menjadi fokus Institut Teknologi Sepuluh Nopember