ITS News

Jumat, 27 September 2024
08 April 2008, 10:04

Sarat Pengalaman, Outbond Pertama FTK

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tak salah apabila dikatakan outbond FTK ini disebut sebagai training plus. Berbeda dengan outbond lainnya yang hanya menonjolkan sisi permainan alam, kegiatan yang dilaksanakan tiga hari sejak Jumat (4/4) ini juga diisi materi pengembangan soft skill dan spiritual, diskusi, hingga acara perenungan diri.

Setibanya di villa Jumat malam, mahasiswa langsung diajak untuk menyepakati kontrak kerja. Kontrak kerja tersebut berisi janji mahasiswa untuk selalu bersikap Berpikir positif, Jujur, Antusias dan Senyum (BJAS) selama rangkaian acara outbond yang bertajuk Build Spirit, Togetherness and Solidarity ini. Selanjutnya mahasiswa dibagi menjadi empat grup yang masing-masing grup merupakan campuran dari ketiga jurusan yang ada di FTK.

Esok harinya serentetan acara sudah menanti mahasiswa. Diawali dengan salat malam serta salat subuh berjamaah bagi mahasiswa muslim. Yang unik, setiap usai salat diadakan kultum oleh Kahima masing-masing jurusan. Setelah itu diadakan olahraga dilanjutkan dinamika kelompok. Dinamika kelompok ini bertujuan mengeratkan kekompakan masing-masing tim. Selain diminta untuk menghafal nama rekan setimnya, mereka juga diminta untuk mengarang yel-yel tim.

Siang harinya hujan turun dengan deras. Namun hal itu tidak menyurutkan keinginan peserta melanjutkan acara selanjutnya yaitu Outbond Challenge Activities. Ketika hujan berangsur menjadi rintik-rintik dimulailah acara yang ditunggu-tunggu ini. Keempat tim bermain dengan semangat untuk mengumpulkan poin agar menjadi tim yang terbaik. Mulai dari Rock n Roll, Trust Fall, Sedot Sebul hingga Galon Bocor adalah contoh games yang ditawarkan Cartenz HRD.

Salah satu permainan yang mengundang antusiasme tinggi adalah Rock n Roll. Menurut Direktur Cartenz Doddy Faisal Humaini games ini diberi nama demikian karena pesertanya akan bergoyang-goyang layaknya mendengar musik rock n roll. Pada games ini peserta diminta untuk melewati tali yang dijuntaikan dari pohon ke pohon. Sayangnya dikarenakan hujan, jalan menuju area games ini menjadi sangat licin sehingga permainan ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa laki-laki.

“Sayang sih nggak nyoba, tapi nggak apa-apa deh karena games yang lain juga seru,” ujar Hana Qudsiah, staf PSDM HIMA Teknik Kelautan. Ia menyebut Galon Bocor sebagai salah satu games yang seru. Pada games ini beberapa anggota tim bertugas menyumbat galon yang telah dilubangi sedangkan sisa anggota lainnya bertugas mengisi galon tersebut dengan air hingga bola pingpong yang diletakkan dalam galon keluar.

“Permainan ini menguji kesabaran serta kerjasama dalam tim karena ember yang dipergunakan untuk mengisi galon harus diberikan secara estafet,” tambah Hana. Malam harinya dilaksanakan acara yang tidak kalah serunya yaitu api unggun. Selain diisi dengan games dan unjuk spontanitas, acara ini juga menjadi ajang para Kahima menceritakan berbagai pengalamannya selama menjabat sebagai Kahima.

Hari terakhir outbond diisi dengan mountain tracking. Dengan pakaian olahraga mahasiswa ditemani para instruktur melakukan lintas alam di perbukitan sekitar villa. Beberapa mahasiswa tak menyia-nyiakan kesempatan dengan berfoto-foto yang berlatar pemandangan Gunung Penanggungan.

Seusai bersih diri diadakan ocean discussion forum yang diisi oleh PD III FTK Ir Hasan Ikhwani, MSc. Dalam diskusi ini salah satunya membahas tentang rencana pembentukan BEM FTK. Kemudian dilaksanakan pemberian materi terakhir oleh pihak Cartenz Indonesia serta refleksi diri. Dalam acara refleksi diri ini mahasiswa diajak untuk merenung tentang makna hidup, tentang kematian, juga tentang apa saja yang telah mereka lakukan selama hidup ini. Banyak peserta tidak bisa menahan air matanya ketika diajak untuk membayangkan apa yang akan diucapkan keluarga, teman maupun tetangga saat pemakaman diri mereka. “Saya cuma ingin mereka mengatakan bahwa saya adalah orang yang baik,” isak salah seorang mahasiswa pria.

Menurut PD III FTK Ir Hasan Ikhwani MSc, outbound ini memang sengaja dikonsep tidak sekedar untuk bersenang-senang saja. “Harus ada nilai plusnya. Seperti shalat berjamaah misalnya. Mungkin kalau di rumah atau di kos nggak solat tapi kalau di sini malah harus berjamaah,” tuturnya.

Rangkaian acara outbond ini ditutup dengan pengumuman tim terbaik serta peserta terbaik, sebelum kemudian rombongan kembali bertolak ke Surabaya. (tyz/rif)

Berita Terkait