Kampus ITS, ITS News – Menumpuknya limbah dari air kelapa yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu menjadi permasalahan di Kota Ponorogo. Hal itu mendorong tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Departemen Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk membuat pupuk organik cair (POC) berbahan dasar limbah air kelapa tua dan digunakan dalam sistem aquaponik. Dinamakan POC ITS Green, pupuk ini berhasil meningkatkan kualitas lele dan kangkung dalam sistem akuaponik.
Syarief Hidayatullah, Ketua tim KKN menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan pada Januari sampai November di Pondok Pesantren Darut Tilawah Ponorogo, Jawa Timur. Adapun kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan manfaat dari pengolahan limbah cair air kelapa. “Karena adanya limbah dari pembuatan jenang murni berupa air kelapa tua yang membuat lingkungan kotor, kami mengolahnya menjadi pupuk cair organik,” ungkap Syarief.
Limbah air kelapa tua memiliki kandungan zat yang berguna sebagai salah satu POC. Air kelapa tersebut diolah dengan bahan baku lainnya meliputi molasses, coco peat, guano dan sekam serta bioaktivator (campuran mikroorganisme) untuk menjadi produk pupuk yang baik. Tak lupa, setelah pupuk organik cair terbentuk lalu dilakukan pengecekan kadar Nitrogen, Pospor, Kalium dan Karbon. Berdasarkan hasil uji unsur makro, POC ITS Green telah memenuhi standar mutu sebagai pupuk organik cair sesuai Keputusan Menteri Pertanian No. 261/KPTS/SR.3.10/M/4/2019.
Untuk memaksimalkan POC, tim KKN Abmas ITS ini meningkatkan pemanfaatannya dengan integrasi pada sistem budidaya akuaponik lele dan kangkung. POC dimasukkan pada kolam sebagai pakan dari lele kemudian kotoran dari lele akan menjadi nutrisi tambahan bagi tanaman kangkung pada sistem akuaponik ini. Mahasiswa Teknik Kimia ITS ini mengungkapkan bahwa hasil yang diperoleh dari penggunaan sistem tersebut cukup signifikan.
Hal ini terlihat pada peningkatan kualitas dari lele dan tanaman kangkung pada sistem akuaponik. Tanaman kangkung yang diamati memiliki akar yang kuat dan banyak dibandingkan kolam yang tidak diberi POC. Ditambah, persentase ikan lele yang tumbuh dan hidup pun juga relatif tinggi. Jika digunakan secara kontinu oleh pihak Pondok Pesantren Darut Tilawah, kebutuhan gizi para santri dapat terpenuhi dengan baik karena metode dilakukan secara organik sehingga sayuran dan ikan lebih sehat untuk dikonsumsi.
Bukan hanya Syarief, abmas ini juga melibatkan beberapa mahasiswa dan dosen lainnya. Yakni Dr Eng Raden Darmawan ST MT, Dr Lailatul Qodariyah ST MT, Orchidea Rachmaniah ST MT, Dr Yeni Rahmawati ST MT, Dr Siti Nurkhamidah ST MS PhD, Dr Rendra Panca Anugraha ST, dan 15 mahasiswa peserta KKN dari berbagai departemen di ITS. Tim KKN Abmas ITS ini berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi solusi efektif dalam penanganan limbah air kelapa di Ponorogo yang sekaligus menjadi solusi peningkatan bahan pangan secara organik. (*)
Reporter: Rayinda Santriana Umi Sholihah
Redaktur: Gita Rama Mahardhika
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus membuka pintu kolaborasi guna meningkatkan kompetensi mahasiswanya dalam
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengukir prestasi dengan menempati posisi ke-77 dunia dan peringkat
Kampus ITS, ITS News — Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2024, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pengurus Wilayah