“Harga hutan kita lebih murah dari pisang goreng,†papar pembicara dari WALHI. Pernyataannya tersebut didasarkan pada peraturan pemerintah tentang penyewaan hutan lindung Indonesia kepada perusahaan tambang. Harga penyewaan tersebut adalah Rp 1 juta per hektar tiap tahun atau setara dengan Rp 300 per meter persegi. Harga tersebut menurut pembicara WALHI sangat memprihatinkan.
Dalam acara yang digelar oleh BEM Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITS ini, pembicara WALHI tersebut juga mengajak peserta untuk menyelamatkan lingkungan. Hal ini dilakukan dengan cara mengurangi perilaku konsumtif, mengurangi penggunaan kertas, dan mendirikan klub environmentalist.
Selain pemaparan pembicara WALHI, ada juga pemaparan dari pembicara yang memebagas masalah global warming. Pembicara BAPEDAL membahas inisiasi rencana aksi menghadapi global warming. Topik global warming juga dibahas oleh dosen Jurusan Teknik Kimia ITS, Dr Ir Tontowi Ismail MSc. Selain diisi pemaparan makalah, seminar ini juga menyuguhkan sesi dialog interaktif antara Kementerian Perindustrian dan Perdagangan dengan praktisi PT Holcim.
Acara yang merupakan rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional ini diadakan sebagai wujud apresiasi terhadap pendidikan. Sebelumya diadakan Workshop Penulisan yang menghadirkan Helvy Tiana Rosa.
Seminar ini pun mendapat antusiasme yang besar dari peserta. Pesertanya pun tak hanya berasal dari ITS, namun juga universitas lain seperti UNAIR, UPN, dan STTK. “Acara ini penting dan mendesak karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari,†tutur Mahardika, salah satu peserta. (nrf/han)
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Tim riset kendaraan hemat energi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melebarkan sayapnya di kanca
Kampus ITS, ITS News — Kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer, di Jawa Timur masih membutuhkan perhatian serius. Menyadari pentingnya