ITS News

Jumat, 27 September 2024
13 Mei 2008, 10:05

Aksi BEM SI Sambut Kedatangan SBY

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam aksi tersebut, puluhan massa BEM SI terdiri dari beberapa BEM Universitas di Jawa timur seperti ITS, Universitas Brawijaya, Universitas Trunojoyo, dan Universitas Kanjuruhan. Massa juga membawa keranda dan tujuh buah nisan sebagai simbol tujuh gugatan rakyat (Tugu Rakyat).

Ketika sampai di lokasi, penjagaan dari aparat sangat ketat. Tiga lapis barikade menghadang para mahasiswa yang sebagian besar memakai jas almamater ITS ini. Yel-yel mahasiswa masih menggema. Lagu totalitas perjuangan pun berkali-kali didendangkan untuk menambah semangat.

Setelah itu, tiap perwakilan BEM SI teritorial VI memberikan orasinya. Pada intinya, mereka menekankan agar pemerintah memperhatikan aspirasi mahasiswa yang terangkum dalam tujuh gugatan rakyat. “Kami datang ke sini bukan melakukan tindakan anarkis, tapi menyampaikan aspirasi rakyat,” ujar salah satu perwakilan dari Unijoyo.

Ditempat itu juga, empat gelombang aksi mahasiswa dari berbagai organisasi mulai berdatangan dengan berbagai tuntutan masing-masing. Sempat terjadi kericuhan pada sekelompok mahasiswa yang berdekatan dengan aksi dari BEM SI dengan polisi. Ketika itu massa gabungan dari berbagai organisasi ekstra kampus (Ormek) mencoba menembus barikade polisi. Namun Wildha, salah seorang orator BEM SI, menegaskan kembali bahwa aksi dari BEM SI tidak akan anarkis. Lalu penjelasan itu disambut yel-yel. “Hati-hati…provokasi,” teriak semua peserta aksi.

Aksi dari BEM SI sendiri diakhiri dengan teatrikal sholat jenazah di depan keranda sebagai simbol matinya pemerintah atas penanganan beberapa masalah yang dihadapi bangsa. Setelah itu para pengunjuk rasa kembali ke Kampus ITS dengan diantar truk polisi.

Tujuh Gugatan Rakyat (Tugu Rakyat)

Tugu Rakyat adalah kesepakatan 90 BEM di seluruh Indonesia yang tergabung dalam wadah yang bernama BEM SI. Berawal dari pertemuan BEM SI di UNY tanggal 1-3 November 2007. Ketika itu muncul isu-isu kemanusiaan sekaligus bertepatan dengan peringatan tsunami dan banyaknya bencana alam yang terjadi di berbagai daerah. Lalu diadakan pertemuan lanjutan di Kampus IPB.

Namun pada pertemuan itu, tidak dilakukan pembahasan rumusan yang lebih dalam. “Pertemuan di IPB disinyalir telah disusupi intelijen,” ujar Nuril Imansyah, Menteri Luar Negeri BEM ITS.

Akhirnya setelah perdebatan panjang pada tanggal 20-23 Maret di Kampus UI, BEM SI berhasil merumuskan Tugu Rakyat. Tugu Rakyat sendiri merupakan masalah-masalah krusial yang berisi suara rakyat dan berbagai hal yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah. “Target dari aksi ini adalah tersampaikan semua tuntutan dengan baik kepada pemerintah, entah siapa perwakilan dari pemerintah yang akan mendengarkan,” ujar mantan Kahima Teknik Perkapalan ITS ini.

Poin pertama dari Tugu Rakyat adalah nasionalisasi aset bangsa. “Mengingat banyaknya sumber daya yang dijual untuk asing dan sebagian besar keuntungannya masuk ke dalam negara kapitalis,” jelas Wildha Bagus Subhki, Menteri Sosial Politik BEM ITS. Lalu mewujudkan pendidikan, pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tak ketinggalan kasus BLBI dan korupsi Soeharto beserta kroni-kroninya menjadi poin penting dalam Tugu Rakyat. Kasus BLBI sendiri senilai 125 trilyun akan membengkak menjadi 2000 trilyun karena keliatan bunganya. Hal itu akan dibebankan pada APBN sampai tahun 2033. “Kalau sudah begini, yang menanggung adalah rakyat,” tegas Mahasiswa Planologi ITS ini.

Ketersediaan dan keterjangkuan kebutuhan pokok bagi rakyat juga termasuk dalam tuntutan tersebut. Lalu masalah penuntasan reformasi birokrasi dan berantas mafia peradilan. Dan yang terakhir adalah masalah lingkungan dan tuntutan terhadap Lapindo Berantas atas dampak dari bencana Lumpur Lapindo. (bah/han)

Berita Terkait