ITS News

Selasa, 01 Oktober 2024
07 Januari 2022, 13:01

KKN ITS Inovasikan Produk Kitchenware Bagi Pengrajin Anyaman Bambu

Oleh : itsmeg | | Source : ITS Online

Tim KKN Bambooana dan pengrajin anyaman, serta produk kitchenware yang telah dibuat

Kampus ITS, ITS News – Industri kerajinan anyaman bambu merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif andalan Indonesia. Dibutuhkan upaya pengembangan bagi industri anyaman bambu agar dapat bertahan di kondisi ekonomi digital saat ini. Melihat hal tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Departemen Manajemen Bisnis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membantu pengrajin anyaman Dusun Patuk, Jombang melalui inovasi produk kitchenware berbahan dasar bambu.

Tim yang bernamakan KKN Bambooana ini melakukan pengabdian dan pemberdayaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) produk anyaman milik Budi. Dalam menjalankan usahanya, Budi mengajak tetangga sekitar untuk ikut serta dalam proses pembuatan produk anyaman. Salah satu anggota dari KKN Bambooana, Nada Salsabilah, mengungkapkan bahwa dalam rangka membantu produktivitas UKM produk anyaman tersebut dilakukan kegiatan KKN dengan pendekatan social entrepreneurship era digital melalui edukasi dan transfer teknologi. “KKN yang mulai dilaksanakan sejak bulan Mei 2021 ini fokus pada edukasi tentang sistem manajemen bisnis dan pemasaran di era digital yang dibutuhkan oleh sebuah UKM,” jelasnya.

Potret tim KKN Bambooana bersama pengrajin anyaman bambu Dusun Patuk, Jombang

Tak hanya itu saja, tim KKN Bambooana juga melaksanakan kegiatan untuk meningkatan potensi produk kreatif anyaman bambu. Inovasi yang diusulkan tim KKN Bambooana berupa produk kitchenware atau peralatan masak dapur. Ide ini muncul atas pertimbangan untuk mendukung gerakan zero waste atau bebas sampah dan juga Sustainable Development Goals (SDGs) nomor delapan, yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.

Hasil produk kitchenware dari anyaman bambu inovasi tim KKN Bambooana

Produk kitchenware yang dibuat berupa tudung saji, nampan, tempat buah, rantang, dan tatakan. Produk tersebut dipilih sebab dinilai lebih modern dan sesuai dengan selera pasar saat ini. “Tentunya kami tidak hanya fokus pada pengembangan produk saja, tetapi juga dampak yang dapat diterima oleh para pengrajin,” ungkap mahasiswi asal Departemen Manajemen Bisnis ITS tersebut.

Kegiatan ini mendapatkan respon baik dari para pengrajin anyaman bambu. Kini, produk yang dihasilkan lebih sesuai dengan selera pasar modern, sehingga diharapkan banyak diminati masyarakat dan tidak kalah dengan produk hasil pabrik. “Pemasaran produk sudah dilakukan secara digital dan sistem manajemennya lebih rapi,” terang Nada.

Nada mengucapkan, sebagai rencana lanjutan, tim KKN Bambooana telah melakukan diskusi terkait rebranding Dusun Patuk Jombang. “Dengan adanya kegiatan semacam ini, diharapkan dapat memperluas jangkauan pemasaran produk industri di Dusun Patuk utamanya kerajinan anyaman bambu,” pungkasnya. (*)

Reporter : Megivareza Putri Hanansyah
Redaktur: Gita Rama Mahardhika

Berita Terkait