Kampus ITS, ITS News – Melimpahnya hasil panen buah nanas di Desa Satak, Kabupaten Kediri tidak dibarengi dengan pemanfaatan daunnya secara optimal. Mengatasi hal tersebut, tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memberikan sosialisasi pengolahan serat daun nanas menjadi material komposit.
Dosen pembimbing tim Abmas ITS ini, Prof Dr Ir Soeprijanto MSc, mengungkapkan bahwa daun nanas di Desa Satak sendiri sering digunakan untuk pakan hewan ternak. Padahal, berdasarkan beberapa penelitian yang ada menyebutkan bahwa hewan ternak sebenarnya tidak dapat mencerna daun nanas dengan baik. “Maka kita berpikir untuk bagaimana memberikan nilai tambah pada daun nanas tersebut sehingga dapat meningkatkan ekonomi warga sekitar,” tambahnya.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi untuk mengolah serat daun nanas menjadi material komposit. Hasil dari pengolahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan vas bunga, mangkuk, piring, tas, hingga rompi. “Bahkan pada tahun 2018 lalu, daun nanas dikembangkan menjadi bionanokomposit untuk membuat kemasan ramah lingkungan,” jelas Dosen Departemen Teknik Kimia Industri ITS ini.
Ia menjelaskan proses pengolahan daun nanas menjadi material komposit sendiri diawali dengan memotong dan mengeringkan serat daun nanas. Nantinya, serat tersebut dicampur dengan epoksi (zat kimia sebagai perekat, red) hingga homogen dan dapat dicetak. Langkah selanjutnya adalah proses pengerasan yang menghasilkan material komposit dengan penguat serat daun nanas. “Bentuk dan tebal komposit dapat disesuaikan dengan cetakan dan volume material,” jelasnya.
Soeprijanto, sapaan akrabnya, berharap masyarakat setempat dapat memanfaatkan material komposit dari daun nanas ini untuk membuat berbagai kerajinan tangan. Ia pun mengaku kagum dengan antusiasme tinggi dari warga saat proses sosialisasi. “Mereka melihat ini dapat menjadi peluang tersendiri untuk meningkatkan taraf ekonomi keluarga,” jelas doktor lulusan University of Strathchlyde Glasgow tersebut.
Ia pun menerangkan bahwa kedepannya akan memetakan desa setempat untuk mengembangkan kembali peralatan berupa mesin opening. Mesin tersebut disinyalir dapat menghasilkan serat daun nanas yang lebih halus lagi. “Nantinya, serat tersebut dapat dimanfaatkan menjadi produk akhir berupa benang atau baju,” pungkas guru besar pengampu Laboratorium Bioteknologi Industri Departemen Teknik Kimia Industri ITS ini. (*)
Reporter: Astri Nawwar Kusumaningtyas
Redaktur: Septian Chandra Susanto
Kampus ITS, ITS News — Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2024, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pengurus Wilayah
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi kompleksitas pasar kerja nasional, Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Tim Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengenalkan mobil urban edisi terbarunya
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali dipercaya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu