ITS News

Jumat, 27 September 2024
21 Mei 2008, 08:05

Terinspirasi Orangtua, Buat Pemantau Jantung Wireless

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

LCEN 2008 menjadi saksi tumbuhnya ide dan karya anak bangsa, setelah meloloskan 40 karya terbaik dari 184 proposal. Pada hari kedua perhelatan LCEN, panitia menggelar acara presentasi masing-masing karya tiap kontestan. Penanggung jawab acara presentasi Putu Ayu menerangkan presentasi ini bertujuan agar pengunjung mengetahui karya yang ada di LCEN.

Ayu menambahkan presentasi ini juga mendekatkan alat ke agar dapat menambah pengetahuan. "Sebenarnya tujuan akhirnya dari presentasi ini nantinya akan diadakan polling dari pengunjung untuk mendapatkan karya terfavorit," ungkap mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2006 ini.

Presentasi dari dua orang mahasiswa PENS-ITS, Muamar Qathafi dan Yudha Sangputro mengundang perhatian pengunjung. Karya yang mereka ciptakan merupakan alat Electrocardiogram (ECG) wireless, dimana alat ini digunakan sebagai pemantauan dan peringatan dini pada serangan jantung koroner. "Alat ini akan menyampaikan sinyal ke komputer sehingga kita dapat mengetahui kondisi penderita," tandas Muamar Qathafi pada presentasinya.

Yudha mengungkapkan termotivasi dari peristiwa ayahnya yang menderita penyakit jantung. "Ayah saya waktu itu sudah bolak-balik masuk rumah sakit, hingga akhirnya meninggal dunia," jelas mahasiswa semester 8 ini. Tambahnya, karena keuangan keluarga yang tidak memadai maka perawatan dan pemantaun kondisi jantung ayahnya tidak begitu diperhatikan oleh dokter.

Berlatang belakang peristiwa itu Yudha membuat ECG Wireless yang menurutnya memiliki beberapa keunggulan seperti desain alat yang portable, mampu memberikan sinyal yang lancar dan memantau kondisi jantung, serta memberikan peringatan dini. "Alat yang kita bawa untuk LCEN ini belum begitu sempurna, nantinya akan kita perkecil kembali seukuran saku," ungkap Yudha yang menjadikan alat ini sebagai Tugas Akhirnya.

Muamar Qathafi kembali menjelaskan kekurangan pada alat ini hanya pada modul wireless yang belum kita terima dari pemesan luar negeri. "Untuk demo LCEN ini kita meminjam fasilitas Lab Biomedical di PENS dan beberapa komponen kita pinjam dari teman-teman tim robot," tutur Qathafi. Lanjutnya, kendala dalam pembuatan alat ini ada di keuangan untuk pembelian komponen dan biaya konsultasi pengambilan data biomedis di rumah-rumah sakit di Surabaya.

Yudha menambahkan selama ini kita juga melakukan riset dan konsultasi pada dokter, dan itu semua dikenaii biaya. Selain itu untuk menambah pengetahuan, kita juga membaca jurnal-jurnal Biomedical. "Literatur itu semua bisa kita dapatkan dengan browsing, di luar negeri Biomedical bukan merupakan hal baru," katanya. Menurut tim Voyager mereka mendapat saran dari juri untuk serius mendalami karyanya ini, karena memang ECG yang portable ini sangat dibutuhkan.(fn/rif)

Berita Terkait