ITS News

Jumat, 27 September 2024
31 Mei 2008, 23:05

Maliq & d’Essential Meriahkan Penutupan IDEART

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tak bisa dipungkiri Maliq & d’Essential adalah salah satu magnet terbesar dalam acara penutupan IDEART 2008 sekaligus penutupan LA Lights Campus Edutaintment. Muncul mendekati tengah malam, band beraliran jazz ini sukses menghibur penonton dengan berbagai hits mereka. Aksi panggung mereka pun tak kalah apik. Hampir di setiap lagu band yang beranggotakan tujuh orang ini membuat berbagai koreografi unik yang sukses membuat penonton memberikan aplaus meriah.

Acara ni juga merupakan hari terakhir rangkaian workshop video klip dalam rangka Campus Edutaintment. Setelah sebelumnya mengadakan basic training video klip di Universitas Tujuh Belas Agustus serta workhop produksi di Universitas Pembangunan Negara, ITS menjadi penutup dengan workshop post production atau editing dan synchronizing video klip.

Video klip yang digarap adalah video klip milik band VOX yang juga berasal dari Surabaya. Dalam penutupan kemarin, sang tutor workshop Eugene Panji turut hadir bersama sang model video klip, Tyas Mirasih. Dengan didampingi anggota VOX dan para mahasiswa peserta workshop, mereka berbagi cerita tentang kegiatan selama proses pembuatan video klip tersebut.

Penonton juga tak kalah terhibur oleh penampilan band-band dari berbagai universitas yang bersaing dalam ajang Campus coustic. Band dari ITS, Bluetooth, ikut tampil dan akhirnya berhasil merebut tempat ketiga. Ada pula art performance yang diisi tari tradisional modifikasi.

Taman Alumni disulap Bak Pekan Raya Jakarta
Berderet-deret stand ditata dari pintu masuk hingga mendekati muka panggung. Stand yang ada bervariasi mulai dari stand makanan ringan, kartu perdana hingga motor. Stand yang cukup menarik perhatian tentu saja stand yang berisi pameran poster karya peserta workshop wayang IDEART 2008.

Aneka karya grafis dengan obyek wayang maupun kebudayaan Indonesia cukup mendapatkan apresiasi dari pengunjung. Begitu pula dengan beberapa karya fotografi dari mahasiswa Despro yang mendapatkan perhatian serupa. Selain pameran karya, mahasiswa Despro juga membuka stand informasi yang mengulas tentang prodi-prodi yang ada di Despro serta pelaksanaan Ujian Masuk Desain 2008 dan Tryout 2 Ujian Masuk Desain.

Stand lain yang cukup menarik perhatian adalah stand Surabaya Lomography. Stand ini tampak eye catching karena memajang semacam kolase dari foto-foto hasil jepretan kamera Lomo yang disebut lomowall. Menurut salah satu pendiri Surabaya Lomography, Aghastyo Ghalis, Lomo itu sendiri adalah jenis kamera analog dari Rusia.

Efek yang dihasilkan kamera ini bermacam-macam tergantung jenisnya. Mulai dari fisheye yang memberikan efek cembung pada foto hingga supersampler yang dapat memotret dari empat sudut yang berbeda dalam satu frame. “Tujuan kami ingin mengenalkan lebih jauh kepada masyarakat Surabaya tentang lomografi ini,”jelas Ghalis yang juga merupakaan salah satu mahasiswa Despro.

Ada pula stand dari Community of Photography Surabaya (CIPS) yaitu sebuah komunitas tempat meleburnya komunitas-komunitas fotografi dari berbagai universitas. Tak ketinggalan pula CUK’S (Cinta Untuk Kota Surabaya) yang merupakan gabungan dari tiga belas komunitas film indie serta satu komunitas distribusi film indie di Surabaya. Di stand ini disediakan khusus TV dan VCD player bagi pengunjung yang berminat untuk melihat karya dari komunitas film indie ini.(tyz/rif)

Berita Terkait