ITS News

Jumat, 27 September 2024
25 Juni 2008, 13:06

Di Sela Matrikulasi, Poker Jadi Solusi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

”Rasa gak betah sih ada, soalnya bosan juga gak ada yang dikerjakan,” ungkap Hanif Mustaqim, salah satu mahasiswa baru asal Riau. Saat ditemui di Asrama Mahasiswa ITS, Hanif dan kedua teman sekamarnya terlihat tidur-tiduran selepas matrikulasi.

Biasanya yang paling sering mereka lakukan adalah berkunjung ke kamar lain, bercengkrama, dan menceritakan daerah masing-masing. Kebanyakan penghuni Asrama memang berasal dari berbagai macam daerah di Indonesia. ”Enaknya dia Asrama banyak teman, terutama yang satu angkatan jadi gak sungkan cerita-cerita,” ujar Hanif lagi.

Sebenarnya ada keinginan untuk sekedar jalan-jalan keliling kota Surabaya. Kendalanya, mereka takut kesasar karena besarnya kota dan ruwet jalannya. ”Belum ada keluar-keluar ITS, bingung jalannya banyak yang satu arah,” kata Edhi Pratondo, mahasiswa Teknik Kimia yang juga berasal dari Riau. Praktis, hanya kawasan Keputih saja yang baru mereka kunjungi. Itupun hanya untuk mencari makan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Penghuni Asrama baru pun mengeluhkan tidak adanya fasilitas olahraga di Asrama tersebut. Menurut mereka, setidaknya olahraga dapat mengusir jenuh. Karena masih baru, mereka pun enggan untuk berolahraga di fasilitas kampus. ”Ujung-ujungnya yah main poker,” kata Batara, salah satu mahasiswa baru asal Serang, Banten sembari meraih kartu yang telah dibagikan.

Saat ditanya pendapatnya tentang Surabaya,  serentak mereka pun menjawab, ”Panas!” Walaupun begitu mereka mengakui masyarakat Surabaya ramah-ramah, karena tidak sulit bagi para mahasiswa baru ini untuk mendapatkan informasi segala sesuatau yang dibutuhkan.

Keluhan pada Asrama
Sekitar sepekan menempati Asrama Mahasiswa ITS yang baru, terdapat keluhan dari sebagian mahasiswa. Hanif menceritakan, hingga saat ini mereka hanya di fasilitasi satu bantal dan satu kasur per orang. ”Fasilitas lainnya seperti lemari, kabarnya datang bersamaan dengan masuknya mahasiswa yang masuk melalui SNMPTN,” ujar Hanif.

”Katanya nanti ada loundry yang disediakan asrama, jadi sekarang dijemur seadanya,” ungkapnya menanggapi ketiadaan jemuran di Asrama. Beberapa kamar pun banyak terjadi kebocoran. Dimana airnya berasal dari kamar mandi. Bahkan sudah ada yang menyebabkan hubungan listrik arus pendek.

Biaya Asrama perbulannya agak memberatkan mahasiswa. Satu kamar baik biayanya adalah Rp 500 ribu untuk satu bulan. Jika ditempati tiga orang, biayanya Rp 200 ribu per orang. Padahal biaya kos-kosan per kamar di Keputih atau Gebang hanya berkisar antara 150 ribu hingga 250 ribu rupiah per bulannya. (mtb/rif).

Berita Terkait