Tepat pada pukul 11.00 WIB, Rabu (2/7), ujian pertama SNMPTN telah usai, peserta ujian pun bergegas untuk meninggalkan ruangan ujian. Puluhan peserta nampak kesulitan untuk mengerjakan soal tes kemampuan dasar untuk seleksi masuk perguruan tinggi negeri ini. Hal ini terlihat dari raut wajah peserta yang rata-rata murung serta patah arang ketika keluar dari ruang ujian. Sebut saja, Nofa, salah satu peserta SNMPTN dari Surabaya. â€Soal-soal yang diberikan terlalu rumit, dari 75 soal saya hanya bisa mengerjakan sekitar 50 soal dan itu pun belum yakin benar,†keluh Nofa.
Nasib yang tak jauh beda juga dialami oleh Andy Mauliana, peserta SNMPTN asal dari Papua. â€Waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal ujian kurang, jadi ada beberapa soal yang belum terjawab,†papar Ana. Dan pada kesempatan yang sama Ana, sapaannya, pesimis untuk bisa lolos SNMPTN kali ini. â€Mungkin prediksi saya untuk lolos hanya tinggal satu persen saja, makanya saya juga mengikuti tes ujian perguruan tinggi lain agar bisa melanjutkan sekolah,’ tambah Ana.
Rasa kekhawatiran untuk tidak lolos seleksi SNMPTN juga dirasakan oleh orang tua peserta. Contohnya saja, Sulastri yang turut serta mengantarkan putranya untuk mengikuti SNMPTN di ITS. â€Walaupun peluangnya sangat kecil untuk diterima di perguruan tinggi negeri, tapi saya harap anak saya dapat lolos seleksi ini,†tutur Lastri, di sela-sela menunggu anaknya seleksi ujian.
Beda halnya, dengan Tomi peserta SNMPTN asal dari Pulau Garam ini. â€Saya yakin, bakal lolos ujian SNMPTN kali ini, karena hampir semua soal dah saya kerjakan semua,karena sudah kali kedua saya mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri†tukas Tomi.
Dan ketika para peserta SNMPTN yang telah selesai mengikuti ujian ini pun langsung dikerumuni oleh beberapa pemberi brosur tentang PTS yang ada di Surabaya.â€Kami hanya ingin membantu, peserta SNMPTN yang membutuhkan referensi tentang PTS, sekaligus untuk mempromosikan universitas kami,†papar Nanang Suwito, salah satu karyawan di ITATS, yang turut membagikan brosur salah satu PTS di Surabaya.
Uniknya para pemberi brosur ini, tidak hanya menggunakan jasa karyawan di kampusnya saja, akan tetapi juga melibatkan mahasiswanya untuk turut serta membagikan selebaran kepada peserta SNMPTN. Contohnya, mahasiswa dari PAPSI ITS (Pendidikan Ahli Pemrograman Sistem Informasi-Institut Teknologi Sepuluh Nopember). Eko dan keempat kawannya rela berpanas-panas ria di area parkiran FMIPA ITS untuk membagi selebaran brosur kepada peserta SNMPTN. â€Walaupun kami tidak di upah, tapi kami senang melakukan ini semua, sekaligus memberikan referensi mengenai PTS karena bagi peserta yang tidak lolos seleksi ini pasti akan mencari PTS juga,†tutur Eko.(st/rif)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) semakin menegaskan komitmennya dalam memberikan layanan prima bagi masyarakat. Sebagai
Kampus ITS, ITS News — Keterbatasan alat untuk mengolah pisang menyebabkan kurang produktifnya masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumber daya
Kampus ITS, ITS News — Semakin menunjukkan keunggulannya di bidang teknologi informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil meraih empat
Kampus ITS, ITS News — Potensi sumber daya alam daerah memiliki peran krusial dalam upaya pemberdayaan masyarakat lokal. Sadar