ITS News

Jumat, 27 September 2024
01 Agustus 2008, 05:08

Tiga Mahasiswi Yale AS Berguru ke ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Merasa tertarik, mereka pun akhirnya meminta data lebih lengkap tentang lumpur Lapindo. Termasuk menggali lebih dalam tentang asal muasal munculnya Lumpur Lapindo ini. Sebab dalam buku karangan Amien berjudul Memahami Bencana Gunung Lumpur, dijelaskan secara rinci tentang munculnya fenomena Gunung Lumpur tersebut. "Kami akan membuat film dokumenter tentang Lumpur Sidoarjo," ujar mahasiswi Fakultas Ekonomi tersebut.

Film ini akan menampilkan beberapa sisi dari dampak Lumpur Sidoarjo. Terutama tentang dampak sosial ekonomi dan penanggulan bencana tersebut. Selain Amien, mereka juga akan mengambil data wawancara dengan Kapolda Jatim Irjen Pol Herman S Sumawiredja, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), masyarakat sekitar lumpur, dan juga tokoh masyarakat Solahudin Wahid, atau yang akrab disapa Gus Solah.

“Seminggu lagi film dokumenter ini ditargetkan selesai," tambahnya. Ketiga mahasiswa yang mengambil jurusan berbeda ini mengaku sangat tertarik dengan fenomena Lumpur Lapindo ini. Mereka masing-masing menyororti lumpur Lapindo inis esuai dengan bidangnya maisng-masing. Sharon yang berkuliah di Fakultas Kesenian lebih banyak mendokumentasikan dampak lumpur Lapindo melalui gambar.

Sementara Phoebe yang mengambil jurusan Ekonomi banyak berduet dengan Edwina yang belajar di Fakultas Politik. "Penelitian ini kami ungkapkan dalam bentuk tulisan," lanjutnya. Pada akhirnya nanti, hasil penelian mereka ini akan digabungkan menjadi sebuah film dokumenter. Mereka sudah dua bulan berada di Indonesia dan mengaku telah jatuh cinta dengan Surabaya. "Saya suka makanannya, orang-orangnya yang ramah, dan juga lingkungannya," tambahnya.

Dalam percakapannya dengan Amien, mereka mendapatkan penjelasan panjang lebar mengenai sebab terjadinya Gunung Lumpur. Amien menjelaskan secara gamblang disertai dengan data-data dan poster. "Lumpur itu bisa keluar pasti ada pemicunya," terang dosen Teknik Sipil tersebut.

Menurutnya, lumpur bisa muncul jika ada gempa atau aktivitas pengeboran. Padahal, di awal munculnya lumpur ini tidak ada gempa. Sehingga, satu-satunya hal yang dapat memicu kemunculan lumpur tersebut adalah aktivitas pengeboran. "Tapi sekarang kan kasus ini sudah masuk pengadilan, ya nanti kita lihat saja bagaimana menurut hukum," jelas Amien.

Amien menambahkan, ketiga mahasiswi ini memang sudah intensif menjalin komunikasi dengannya sejak kedatangan mereka ke Indonesia dua bulan silam. Mereka memang berusaha mengumpulkan data sebanyak mungkin tentang Lumpur Lapindo. "Tadi saya juga tawari untuk melihat rumah yang dibangun dengan batako dari lumpur Lapindo," jelasnya. Rumah dari batako yang berasal dari Lumpur ini dibangun di kompleks ITS, tepatnya di dekat lapangan futsal.(HUMAS/f@y)

Berita Terkait