Kampus ITS, Opini – Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ditetapkan pada tahun 16 Desember 1959 oleh Presiden Soekarno dan jatuh pada tanggal 20 Mei setiap tahunnya. Walaupun diperingati pada hari lahir Boedi Oetomo, hari nasional ini memperingati proses panjang persatuan bangsa hingga sampai pada proklamasi kemerdekaan.
Kebangkitan nasional adalah kondisi terbentuknya rasa nasionalisme. Para cendekiawan dan pemuda saat itu sadar akan pentingnya persatuan bangsa untuk meraih kebebasan. Mereka berusaha menghapuskan rasa kedaerahan yang menjadi salah satu alasan kegagalan dalam merebut kemerdekaan.
Kesadaran ini bermula saat Pemerintah Belanda memberlakukan politik etis untuk masyarakat pribumi. Walaupun kebijakan tersebut lebih menguntungkan pihak Belanda, hadirnya pribumi terpelajar menjadi tombak awal kemerdekaan Indonesia. Para cendekiawan ini sadar akan konsep kebebasan dan demokrasi hingga menyuarakan kebangkitan anti-kolonialisme dan kesadaran nasional.
Munculnya berbagai organisasi menjadi gerbang awal pergerakan nasional. Seperti Sarekat Dagang Islam yang didirikan Haji Samanhudi pada 16 Oktober 1905. Organisasi ini mencerminkan sebuah persatuan bangsa karena anggotanya berasal dari berbagai daerah. Selanjutnya adalah organisasi Boedi Oetomo yang digagas oleh Dr. Soetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dengan tujuan menjamin kehidupan bangsa. Disamping dua nama organisasi tersebut, ada pula Indische Partij atau Partai Hindia, Muhammadiyah, Boemi Poetera, dan partai-partai politik lain.
Peristiwa Sumpah Pemuda pada 1928 seolah-olah menjadi batu loncatan bangsa Indonesia. Para pemuda dari berbagai etnis dan daerah ikut serta mendeklarasikan tujuan nasionalis pertama di Indonesia, yaitu satu tumpah darah Indonesia, satu bangsa Indonesia, dan satu bahasa Indonesia. Pada puncaknya, kebangkitan nasional ini membawa Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.
Penetapan hari kelahiran Boedi Oetomo sebagai Memaknai Harkitnas sebagai Proses Persatuan Bangsa sendiri memiliki cerita tersendiri. Saat itu Indonesia yang masih belia setelah merdeka harus menghadapi krisis politik internal dan agresi militer Belanda sehingga mengancam pada perpecahan. Dengan adanya Hari Kebangkitan Nasional menjadi unsur pemersatu bangsa saat itu agar tidak terpecah-belah. Tujuan pemimpin bangsa saat itu berhasil tercapai.
Urgensi tersebut agaknya menjadi hal yang perlu diperhatikan saat ini. Kita sebagai penerus bangsa sepatutnya mengerti bahwa Memaknai Harkitnas sebagai Proses Persatuan Bangsa berarti meningkatkan nasionalisme. Kesatuan dan persatuan bangsa menjadi tanggung jawab kita sebagai generasi emas bangsa. Selain itu, dengan persatuan dan kesatuan kita akan mampu menunaikan janji kemerdekaan dan membawa Indonesia pada puncak kejayaan. Selamat Hari Kebangkitan Nasional!
Ditulis oleh:
Nurul Lathifah
Mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
Angkatan 2021
Reporter ITS Online
Kampus ITS, ITS News — Mengantongi sertifikasi halal kini menjadi suatu kewajiban bagi suatu usaha, tak terkecuali Usaha Mikro, Kecil,
Kampus ITS, ITS News — Sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berkomitmen untuk menorehkan prestasi gemilang di kancah
Kampus ITS, ITS News – Kampus ITS, ITS News – Program One Pesantren One Product (OPOP) besutan Pemerintah Provinsi Jawa
Kampus ITS, ITS News — Mengatasi masalah sampah yang terus meningkat, Tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)