ITS News

Sabtu, 28 September 2024
28 Agustus 2008, 06:08

ITS Menuju Perubahan Kurikulum 2009/2014

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Untuk mencapai tujuan tersebut, rektorat menggelar lokakarya Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Acara ini di hadiri oleh wakil dari tim penyusun kurikulum setiap jurusan di ITS serta anggota senat ITS.

"Sebagaimana yang kita tahu, KBK ini sudah kita terapkan sejak pergantian kurikulum pada tahun 2004 lalu. Tapi kenyataan di lapangan, masih banyak pihak yang belum menerapkan sistem tersebut dalam proses belajar–mengajar," terang Prof Ir Arif Djunaidy Msc Phd, Pembantu Rektor I ITS ketika ditanya mengenai latar belakang terselenggaranya lokakarya tersebut.

Beberapa pembicara yang mumpuni dalam bidangnya diundang menjadi pengisi lokakarya. Salah satunya adalah Ir Suharjoso Basuki MM, Kepala salah satu divisi di PT semen Gresik. Kepada peserta, Basuki memaparkan materi berjudul Soft Skill yang Di Butuhkan Dalam Dunia Kerja.

"Kompetensi yang dimiliki mahasiswa haruslah sesuai dengan kebutuhan dan permintaan stakeholder sehingga lulusan dari jurusan bersangkutan dapat di serap oleh dunia kerja," papar Basuki. Selain itu, lanjutnya, materi leadership juga perlu diberikan saat proses pembelajaran disamping mahasiswa dapat mengembangkannya lewat orgnisasi.

Pembicara lainnya adalah dr Ova Emilia MMed Ed SpOG PhD, dosen senior Fakultas Kedokteran Universitas Gajah mada. Ova memaparkan bagaimana metode SCL diterapkan dalam proses belajar mengajar di FK UGM yang nantinya dapat diadaptasi untuk di contoh oleh ITS.

Menurut Ova, salah satu cara yang paling baik untuk menarik minat mahasiswa adalah menumbuhkan motivasi dalam dirinya bahwa ia butuh akan mata kuliah tersebut. "Dengan demikian, mahasiswa bersangkutan dengan senang hati akan mengikuti mata kuliah tersebut dan materi dapat terserap dengan baik," tegasnya.

Metode SCL yang di terapkan di FK UGM contohnya adalah membuat kelompok–kelompok tutorial kecil pada proses bembelajaran. Peran dosen hanya mengarahkan mahasiswa untuk menemukan penyelesaian dari contoh kasus yang diberi. Karenanya, daya nalar dan kreativitas mahasiswa pun dapat teruji dengan baik. "Dosen harus tetap mendampingi sehingga kalau ada pendapat yang salah dosen wajib meluruskannya agar tidak terjadi salah persepsi," ujar Ova.(Az/f@y)

Berita Terkait