Kampus ITS, Opini – Teknologi digital kini terus merangsek ke setiap level lingkungan, tak terkecuali lingkup terkecil yakni keluarga. Kilatnya laju arus informasi yang masuk mendorong perubahan terhadap banyak hal, salah satunya adalah pola mendidik anak. Banyak orang tua yang memanfaatkan teknologi digital seperti sekarang untuk membantu mendidik anak. Namun, masa transisi tak selamanya berjalan mulus tanpa kendala. Lantas, apa saja yang menjadi tantangan orang tua dalam mendidik anak di era digital ini?
Ibarat pedang bermata dua, kemudahan mendapatkan informasi baru tentu memudahkan para orang dewasa (orang tua, red) untuk bekerja. Sebaliknya, akan berbahaya jika langsung diserap tanpa disaring terlebih dahulu oleh anak-anak. Penelitian berjudul Permasalahan Pola Asuh dalam Mendidik Anak di Era Digital yang dilakukan oleh Atmojo dkk. menyatakan bahwa pesatnya arus informasi dan teknologi berpotensi menjerumuskan anak-anak dalam perilaku buruk. Seperti misalnya, anak-anak akan terpengaruh untuk melontarkan kata-kata umpatan sehingga akan terjadi degradasi moral di kalangan anak-anak.
Permasalahan turut muncul ketika anak-anak lebih cenderung asyik bermain dengan gawai mereka sampai lupa untuk berinteraksi sosial. Apabila hal ini terus dibiarkan, maka akan mempengaruhi karakter dan aktivitas anak dengan lingkungannya. Padahal, berinteraksi dengan teman sebaya dapat memotivasi anak untuk rajin belajar dengan membuat kelompok belajar. Ditinjau dari lingkup Islam dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa untuk mendidik anak, orang tua harus beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman si anak.
Dengan demikian, orang tua juga diharapkan mampu melindungi anak-anak dari ancaman era digital. Dalam buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang berjudul Mendidik Anak di Era Digital, dijelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mendidik anak. Mulai dari pendampingan dalam dunia digital, kondisi kesehatan fisik dan mental anak, hingga penggunaan media sosial sesuai usia dan pertumbuhan anak.
Saat ini, orang tua pun harus bijak dalam meminjamkan perangkat digital pada anak dengan selalu memantau aktivitas anak di dunia maya. Selain itu, peran orang tua juga penting dalam mengimbangi waktu interaksi anak di media digital dengan berinteraksi di dunia nyata. Hal ini bertujuan agar anak semakin terbiasa untuk berinteraksi sosial. Kesehatan anak mencakup fisik dan mental juga harus diperhatikan, seperti melalui jam tidur anak yang teratur, kesehatan mata anak, hingga perkembangan belajar anak. Anak-anak juga harus sering-sering diajak untuk beraktivitas di luar ruangan karena sejatinya mereka masih dalam tahap pertumbuhan.
Memang bahwasanya transformasi era digital ini memberikan banyak dampak positif maupun dampak negatif bagi anak-anak. Pada Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2022 ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengusung tema Anak Terlindungi, Indonesia Maju yang diharapkan momentum HAN 2022 menjadi langkah awal untuk menciptakan generasi yang maju dan terampil dengan teknologi.
Ditulis oleh :
Regy Zaid Zakaria
Mahasiswa S-1 Teknik Lingkungan
Angkatan 2021
Reporter ITS Online
Kampus ITS, ITS News — Tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan aplikasi Kinderfin, untuk meningkatkan
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan atas inovasi anak bangsa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Universitas
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah keberagaman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) resmikan Computer