ITS News

Senin, 30 September 2024
06 November 2008, 11:11

ITS Kolaborasikan Empat PTN dalam Satu Konsorsium

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Keempat PTN yang dikoordinasi oleh ITS tersebut antara lain Universitas Cenderawasih, Universitas Mataram, Universitas Nusa Cendana, dan Universitas Sam Ratulangi. Penandantangan berkas Memorandum of Understanding (Mou) kolaborasi dilakukan bersama KU dalam sebuah forum bernama The 6th Kumamoto University Forum, Kamis (6/11), di Hotel Sheraton, Surabaya.

Hadir sebagai wakil dalam penandatanganan tersebut antara lain Prof Ir H Mansur Ma’shum PhD, Rektor Universitas Mataram (Unram), Prof Dr B Kambuaya MBA, Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen), dan Prof Ir Frans Umbu Datta MApp Sc PhD, Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana). Adapun dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) diwakili oleh Pembantu Rektor I, Prof Dr Ir Ny Jeany Sh Polii-Mandang MS. Tak ketinggalan, hadir pula dalam kesempatan ini Rektor ITS, Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD bersama Prof Dr Tatsuro Sakimoto, President of KU.

Usai penandantanganan MoU, Sakimoto menyampaikan ucapan terimakasih kepada ITS atas terwujudnya strong partnership antara ITS dan KU, terutama dalam mensukseskan program-program Predict. Bahkan, Sakimoto memuji pemimpin ITS yang telah merintis kerjasama ini sebagai Great ITS Leader. "Saya rasa Muhammad Nuh dan Probo merupakan great ITS leader karena telah mendukung partnership antara Indonesia dan Jepang," tutur Sakimoto.

Menurut Sakimoto, bergabungnya empat PTN dalam kolaborasi ITS-KU itu merupakan salah satu bukti komitmen ITS dalam memajukan ICT di Indonesia. "Kami berharap enam universitas yang berkolaborasi ini mampu membuka era baru dan membawa kemajuan bagi Asia Tenggara yang dimulai dari Indonesia," ujar Sakimoto dengan penuh harap.

Pembentukan konsorsium lima PTN Indonesia Timur ini bagi ITS sendiri banyak membawa harapan baru. "Pastinya program-program kerjasama internasional, terutama Predict, dapat bekerja lebih baik," tutur Probo saat ditemui di sela-sela break. Selain itu, lanjut Probo, melalui forum ini dimantapkan pula international exchange program yang meliputi pertukaran mahasiswa, research dan pertukaran profesor.

Selain dihadiri oleh pimpinan enam universitas, The 6th Kumamoto University Forum secara khusus juga mengundang Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) serta Mr Yasuji Odoko, Consulate-General of Japan, Surabaya.

Dalam sambutannya saat mengisi sesi Congratulory Message, Nuh mengucapkan selamat kepada KU karena menjadi universitas pertama Jepang yang menyusun kerjasama dengan beberapa universitas yang tergabung dalam konsorsium. "Tak hanya one to one tapi Kumamoto juga yang pertama menjalin kerjasama dalam sebuah konsorsium," tegas Nuh.

Lebih lanjut, Nuh juga memaparkan agenda besar yang saat ini tengah ditangani oleh Depkominfo, yakni realisasi Palapa Ring. "Kita tengah membangun jaringan IT sepanjang 11 ribu kilometer untuk menyatukan Indonesia Timur," ungkapnya. Nuh juga mengungkapkan Proyek besar tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan ASEAN-China Super Corridor yang dijadwalkan rampung pada 2011 nanti.

Jepang Tingkatkan Beasiswa Pelajar
Seminar Internasional Kumamoto University yang digelar di hotel Sheraton Surabaya ini juga membahas tentang pentingnya ICT dalam globalisasi. Hal ini diungkapkan oleh Dr Muhammad Nuh, MenKominfo Indonesia dan juga Yasuji Odoko dari Konsulat Jendral Jepang. "Kerjasama sangat dibutuhkan guna mengikuti era global, pertukaran pelajar pun jadi salah satu misi untuk mempererat kerjasama dan meningkatkan pendidikan antar negara," ungkap Nuh yang juga mantan Rektor ITS ini.

Sakimoto, Presiden KU juga memaparkan perihal kerjasama internasional tersebut. Beliau menegaskan untuk meningkatkan dan mempermudah program pertukaran pelajar, khususnya di KU sendiri. Salah satunya yaitu dengan peningkatan beasiswa, baik itu dari pemerintahan Jepang (Monbukagakusho) maupun dari instansi dan lembaga lainnya. "Pemerintah Jepang juga akan menargetkan penerimaan 300.000 mahasiswa asing pada tahun 2020 dengan suatu program yang disebut 300K Plan," ujar Sakimoto.

Sementara itu, Japan International Cooperation Agency (JICA) advisor untuk Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia, Ryuichiro Shima, mengungkapkan bahwa saat ini mahasiswa Indonesia penerima beasiswa yang menimba ilmu di Jepang sudah mencapai ribuan. Program pertukaran pelajar tersebut terfokus pada tiga pilar utama, yakni pendidikan, kebudayaan, dan generasi muda. "Oleh sebab itu, mahasiwa program tersebut tidak hanya terpaku pada bidang akademik saja, tetapi juga bidang-bidang yang mampu mengasah soft skill," papar Shima. (f@y/m4/mtb)

Berita Terkait