ITS News

Minggu, 24 November 2024
10 Agustus 2022, 20:08

Pakar ITS Soroti Pencemaran Sungai Kalisari Damen

Oleh : itswan | | Source : ITS Online

Ir Eddy Setiadi Soedjono DiplSE MSc PhD, pakar lingkungan dari ITS menyoroti pencemaran limbah detergen di Sungai Kalisari Damen, Surabaya

Kampus ITS, ITS News – Baru-baru ini Surabaya dihebohkan dengan fenomena Sungai Kalisari Damen yang dipenuhi oleh busa. Menyoroti hal tersebut, pakar lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Ir Eddy Setiadi Soedjono DiplSE MSc PhD, khawatirkan dampak negatif akibat fenomena tersebut bagi lingkungan di sekitarnya.

Pria yang menekuni bidang air minum dan sanitasi lingkungan ini menuturkan bahwa masifnya buih putih yang ada di Sungai Kalisari Damen berhubungan dengan banyaknya kandungan limbah detergen yang terakumulasi. Hal ini diperparah oleh fakta bahwa masih banyak masyarakat yang memanfaatkan badan air, alih-alih tangki septik, sebagai tempat pembuangan limbah detergen.

Air limbah yang dibuang langsung ke badan air akan mengakibatkan turbulensi atau gejolak pada air. Air dengan kandungan detergen yang tinggi akan membentuk buih dalam jumlah tertentu apabila terkena gejolak air. “Semakin tinggi kandungan detergen dalam air akan menghasilkan buih dalam jumlah yang lebih banyak lagi,” imbuhnya.

Buih dalam jumlah masif dihasilkan akibat akumulasi limbah detergen di Sungai Kalisari Damen (sumber: kompas)

Masifnya jumlah buih yang ada di Sungai Kalisari Damen ini membuatnya khawatir akan dampak pencemaran yang ditimbulkan bagi lingkungan sekitarnya. Terutama adanya potensi kepunahan biota yang ada di Sungai Kalisari Damen. “Jika punah, secara tidak langsung dapat memutus rantai makanan di sana,” jelas laki-laki peraih gelar doktoral di Universitas Birmingham ini.

Tidak hanya itu, air dengan kandungan detergen yang cukup tinggi juga dapat membahayakan kesehatan masyarakat di sekitarnya. Dalam jangka panjang, hal itu dapat mengakibatkan munculnya penyakit kanker pada masyarakat. “Kandungan surfaktan yang berasal dari detergen tidak dapat dicerna oleh manusia sehingga menyebabkan penumpukan dalam tubuh,” terangnya.

Menerapkan tangga sanitasi dapat menjadi solusi yang cukup efektif dalam menyelesaikan masalah ini. Edot, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa tangga sanitasi dimaksudkan untuk mengembangkan sarana sanitasi yang digunakan oleh masyarakat saat ini. Masyarakat yang masih membuang limbah rumah tangga ke badan air dapat beralih dengan memanfaatkan tangki septik menjadi salah satu contohnya.

Adapun tangga sanitasi tertinggi yang dapat dicapai untuk mengatasi masalah pencemaran Sungai Kalisari Damen saat ini adalah dengan membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal. “Dengan demikian, setiap limbah detergen yang dihasilkan dapat diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air,” cetus dosen Departemen Teknik Lingkungan ITS ini. (*)

 

Reporter: Irwan Fitranto
Redaktur: Septian Chandra Susanto

Berita Terkait