ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
20 Desember 2008, 07:12

Agus Purwanto: Pergerakan Mahasiswa Perlu Sentuh Kebudayaan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Membicarakan tentang pergerakan sering kali identik dengan mahasiswa. Akan tetapi pergerakan yang dilakukan oleh mahasiswa sering kali dipandang negatif oleh masyarakat. Inilah yang menjadi dasar Sospol BEM ITS mengadakan diskusi panel yang mengupas seluk beluk tentang pergerakan mahasiswa Indonesia. Diskusi panel yang digelar mengangkat tema Mendobrak Paradigma Negatif Gerakan Mahasiswa Indonesia.

Menurut Agus Purwanto Dsc, seorang mahasiswa identik dengan pemuda, maka sifat yang harus dimiliki adalah kritis. "Kalau seorang sudah merasa nyaman dengan suatu kemapanan maka ia tidak lagi muda," jelas dosen Fisika ITS ini. Masih dalam kesempatan yang sama, dosen yang juga dikenal sebagai aktifis semasa kuliahnya juga menyimpulkan bahwa pergerakan mahasiswa terbagi menjadi dua, yakni pergerakan wacana serta pergerakan aktifis. "Akan tetapi, pergerakan yang paling heroik adalah demonstarasi," tambah penulis buku Ayat-Ayat Semesta.
 
Dan untuk melakukan pergerakan itu seorang mahasiswa sebelumnya harus melakukan analisa terhadap isu yang ada di masyarakat. "Jadi kita melakukan demonstarasi tidak asal berdemonstarsi, tapi kita tahu akar permasalahanya di masyarakat," jelas Purwanto. Penulis ini juga menyarankan untuk mengubah pergerakan mahasiswa ke pergerakan kebudayaan. "Saat ini pergerakan mahasiswa belum menyentuh sisi kebudayaan dari masyarakat," tuturnya.

St Tri Guntur Naryawa, yang turut menjadi pemateri juga mengungkapkan hal serupa. "Saat ini pergerakan mahasiswa sering kali monoton dan nggak terarah," tutur Guntur.

Pada sesi pertanyaan, suasana pun sedikit memanas dengan beberapa pertanyaan yang diajukan peserta. "Bagaimana me-manage pergerakan internal maun eksternal dengan baik," tanya salah satu peserta.

"Hal itu terjadi karena kegagalan kita untuk menentukan prioritas," jawab Agus Purwanto. "Akan tetapi hal itu sulit terjadi karena saat ini mahasiswa terkotak-kotak sehingga sulit untuk menyamakan aspirasi," tambah Purwanto lagi. (st/mtb)

Berita Terkait