ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
13 Januari 2009, 12:01

CEO RINA: Industri Maritim akan Bangkit

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Itulah pesan yang disampaikan Brakeley dalam makalahnya berjudul The Challenges Facing the Maritime Industry di Rektorat lantai 2, Senin (12/1). Kuliah tamu ini juga dihadiri para pelaku industri maritim, perwira angkatan laut, dan akademisi. Ia menekankan rasa optimismenya terhadap perkembangan industri kemaritiman Indonesia. ”Saya optimis, sebentar lagi industri perkapalan akan kembali normal seperti tiga tahun belakangan ini,” ujar pria yang selama 30 tahun aktif di Angkatan Laut Inggris ini.

Ia menyadari bahwa keadaan ini dialami oleh industri maritim di seluruh dunia bukan hanya di Indonesia. Sehingga para pelaku industri harus berinovasi mencari ide atau metode baru untuk memecahkan permasalahan ini. Mereka juga diminta untuk menyadari sifat-sifat dasar dari industri maritim ini. Menurutnya, industri maritim menerapkan kompetisi global yang ketat. Kalau tidak mampu bersaing maka akan segera tergusur. Ia mengambil contoh pesatnya perkembangan industri perkapalan di China dan India yang sudah bisa menyamai Eropa.

Industri maritim juga memiliki keragaman. Ia menjelaskan tentang kapal termegah di dunia saat ini, Queen Mary II, yang dikerjakan oleh banyak orang dari berbagai negara. Kapal berharga 800 juta dollar itu diproduksi di Prancis, didesain oleh orang Inggris, dan digunakan melintasi Samudera Atlantik. ”Kapal tersebut bukan hanya sekedar kapal, tapi menunjukkan begitu luas dan beragamnya bidang perkapalan itu,” tambahnya. Belum lagi sifat industri maritim yang berkembang cepat mengikuti perkembangan teknologi. Maka, tak heran bila semakin hari akan muncul kapal baru yang lebih efesien dan aman.

Lalu, apa yang menjadi tantangan bagi industri maritim dunia? Brakeley menegaskan, salah satunya adalah bagaimana menyikapi permintaan pemilik kapal atas biaya yang rendah baik harga maupun operasionalnya. Ditambah lagi dengan isu lingkungan. Seperti bagaimana mengurangi polusi udara dari emisi gas buang kapal yang mengandung NOx dan SOx. ”Semua butuh innovative thinking dari pelaku industri maritim,” tegasnya.

Dari berbagai permasalahan inilah, Blakeley mencoba memberikan jawaban. Perkembangan research di suatu negara akan mempengaruhi perkembangan industrinya. Ia mengharapkan adanya transfer of knowledge dari berbagai universitas dan masyarakat profesional dalam bidang maritim

Terakhir, sebelum ia menutup makalahnya. Ia kembali berpesan bahwa inovasi adalah kunci kesuksesan masa depan. Sedangkan sumber daya manusia adalah kunci dari inovasi besar.

Pria Utama wakil Indonesia di RINA
Pada pertemuan itu juga, Prof IKA Pria Utama FRINA ditunjuk kembali sebagai International Council Member of RINA yang berpusat di London. Ia dipercaya melanjutkan masa baktinya untuk periode 2009-2012. Ia menjadi orang pertama dari Indonesia dan orang kedua dari Asia setelah Prof JK Paik dari Pusan University.

Bersama empat belas perwakilan lain dari seluruh dunia, Pria diamanahi untuk menangani permasalahan, semacam memberikan resolusi, dalam seputar dunia kemaritiman. Sempat juga ia menghadiri konferensi di London pada tahun 2006 untuk membahas banyak hal. ”Disana, saya memiliki hak suara dalam menentukan sikap RINA,” ujar guru besar bidang Hidrodinamika ini. Menurutnya, hal itu sebagai wujud pengakuan dunia terhadap kemaritiman Indonesia. (bah/fay)

Berita Terkait