ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
29 Januari 2009, 13:01

Meniran Bisa Jadi Alternatif Obat DBD

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Adalah lima mahasiswa ITS yang melakukan penelitian terkait dengan kandungan meniran ini. Mereka adalah M. Burhan Rosyidi, Idya Rachmawati, Tyas Wulan Sari, Angga Premana dan M Herman Eko. Lima peneliti muda ini memiliki ide membuat ekstrak Meniran menjadi sirup yang bisa dikonsumsi untuk penderita DBD.

Ide penelitian tersebut mereka ajukan ke Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) lewat Program Kreativitas Mahasiswa setahun yang lalu dan berhasil didanai.

Lalu, penelitian ini pun dimulai. Untuk mengumpulkan Meniran Idya dan keempat temannya tak kesulitan mencari. ”Kami cukup mengumpulkan Meniran yang ada disekitar kampus saja,” ungkap mahasiswa Biologi ITS ini.

Menurut Idya, ide pemanfaatan Meniran ini juga tak terlepas dari mudah ditemukannya tanaman ini. ”Meniran ini tumbuh liar dan hampir ada di setiap pinggir jalan, bahkan di ladang yang kering juga bisa ditemui,” jelasnya.

Dari studi literatur mereka mengetahui bila tanaman yang memiliki ini mengandung flavonoid. Kandungan inilah yang menurutnya berkhasiat meningkatkan trombosit darah. ”Flavonoid ini mampu meningkatkan zat antibodi yang berguna dalam pembentukan trombosit darah, zat inilah yang juga terkandung dalam jambu biji,” jelas Idya.

Untuk itu, dalam penelitian ini mereka mencoba mengekstraksi Meniran untuk memperoleh flavonoid. ”Intinya kami mencoba mengekstraksi Meniran lalu membuat formulasinya dan mengujinya pada sampel uji yang sudah diinfeksi virus DBD,” jelas Idya.

Tahap awal adalah mengekstraksi. Laboratorium Kimia Organik menjadi jujukan lima mahasiswa ini. ”Di sini kami melakukan ekstraksi meniran hingga didapatkan kandungan flavonoid murni,” jelas Burhan.

Proses ini menurut Burhan juga tak mudah. ”Kadang kami harus mendestilasi meniran hingga larut, kemudian ada beberapa proses lagi seperti kromatografi kolom untuk pembuktian akhir adanya flavonoid,” jelas mahasiswa asal Gresik ini panjang lebar.

Pekerjaan selanjutnya adalah melihat hasil peningkatan trombosit. ”Di sini, kami belajar bagaimana cara melihat jumlah peningkatan trombosit hewan uji yang telah disuntikkan flavonoid,” ujar Burhan.

Untuk melihat apakah trombosit tersebut meningkat, maka sumsum tulang belakang dari tikus besar itu dibedah. Dari kepingan sum-sum tulang belakang ini bisa diketahui berapa jumlah trombosit dengan penambahan Nacl terlebih dahulu.

”Dari sini kami bisa membandingkan bila jumlah trombosit hewan yang diuji dengan ekstrak meniran mengalami kenaikan lebih besar dibandingkan dengan yang tidak,” ujar Burhan.

Penelitian ini menurut mereka masih merupakan uji penelitian awal saja. ”Yang kami dapatkan masih berupa ekstrak murni flavonoid Meniran, untuk membuat menjadi sirup mungkin perlu ditambahkan beberapa zat lagi, ” ujar Burhan.

Kelima peneliti ini berharap nantinya Meniran juga bisa dimanfaatkan secara ekonomis sebagai obat. ”Perlu dilakukan formulasi dosis lebih lanjut untuk dikonsumsi pada manusia. Namun, bila dikonsumsi secara langsung atau dipakai lalapan juga tak apa,” pungkas Idya. (yud/mtb)

Berita Terkait