Kampus ITS, ITS News — Membangun bisnis di usia muda tidak hanya perkara meraup keuntungan, namun juga bagaimana bisnis memberikan dampak bagi masyarakat luas. Mengulik pengalaman pebisnis muda, Talkshow Imperative yang digelar oleh Departemen Manajemen Bisnis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) beri ruang bagi mahasiswa untuk belajar berbisnis.
Founder NgeBoot Indonesia, Muhammad Ardhan Ashari yang didapuk menjadi pembicara pertama mengawali pembahasan dengan pernyataan bahwa sebuah bisnis dapat lahir dari adanya masalah. Hal ini mengartikan bahwa bisnis dapat menjadi problem solving atas suatu permasalahan kehidupan sehari-hari.
Guna merealisasikan suatu ide bisnis, analisis mendalam terhadap akar permasalahan perlu dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan pasar konsumen secara tepat sasaran. Membangun bisnis tanpa dasar dapat memicu risiko besar yang memengaruhi keberlanjutan bisnis tersebut. “Terdapat dua pilihan. Jika tidak dapat bertahan dan berkembang, maka bisnisnya akan mengalami kegagalan,” ungkap pria yang akrab disapa Ardhan tersebut.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatas kegagalan adalah dengan melakukan mentoring dan memperbanyak sharing bersama para ahli bisnis. Bertukar pikiran dengan orang yang lebih dahulu paham akan bisnis dapat mewujudkan pola pikir berkembang atau growth mindset.
Pola pikir tersebut dapat memacu perkembangan bisnis untuk menghasilkan sebuah profit hingga mampu melebarkan bisnis sayap ke ranah yang lebih luas. “Membangun pola pikir tepat dengan menjadikan kritik sebagai motivasi serta diiringi dengan sikap pantang menyerah dalam menghadapi tantangan menjadi gerbang pembuka peluang besar keberhasilan bisnis yang dijalankan,” sambung mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri tersebut.
Lebih lanjut, Ardhan juga memaparkan mengenai dua teknik model bisnis yang cukup optimal untuk diterapkan. Pertama, dengan menggunakan teknik golden circle, yakni menarik minat pembeli didasari dengan pendekatan emosi. Pasalnya, pendekatan yang dapat dilakukan dengan membangun kredibilitas dan kepercayaan dapat mengalami pertumbuhan signifikan.
Teknik selanjutnya yang tak kalah penting menurut pria berusia 21 tahun tersebut adalah business lean canvas yang dapat membantu dalam penciptaan visualisasi pemasaran ide bisnis kepada konsumen. Model Teknik ini cocok digunakan untuk para pemula bisnis karena dapat berguna untuk mengukur ketidakpastian maupun risiko dari sebuah bisnis secara jelas dan lebih sederhana.
Pada akhir materi, Ardhan menegaskan agar mahasiswa ITS tidak menjadikan modal sebagai batasan dalam memulai bisnis. Siapa pun bisa memulai, banyak cara yang dapat dilakukan untuk meraih modal, hal paling sederhana yang dapat dilakukan yakni dengan mencoba mengikuti perlombaan. “langkah awal sederhana ini menjadi penentu masa depan bisnis Indonesia, karena dapat mendorong perekonomian negara bahkan dunia,” pungkasnya. (*)
Reporter: Shauma Aulya Zahra
Redaktur: Raisa Zahra Fadila
Kampus ITS, ITS News — Menyokong antisipasi terjadinya bencana serta terus berupaya mengedukasi masyarakat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui
Kampus ITS, ITS News — Transisi menuju energi terbarukan menjadi fokus utama demi lingkungan yang berkelanjutan. Mendukung hal tersebut,
Kampus ITS, ITS News — Sektor industri memainkan peran yang cukup penting dalam meningkatkan daya saing di pasar global. Mendukung
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui PT ITS Tekno Sains semakin dipercaya untuk mendukung sektor