ITS News

Sabtu, 23 November 2024
19 Oktober 2022, 20:10

Harumkan Indonesia, Mahasiswa ITS Juarai Kompetisi Hacking Internasional

Oleh : Tim Website | | Source : its.ac.id
Achmad Zaenuri Dahlan Putra (tiga dari kiri), mahasiswa Departemen Sistem Informasi ITS yang berhasil mengharumkan nama Indonesia melalui salah satu kompetisi hacking bergengsi di dunia

Achmad Zaenuri Dahlan Putra (tiga dari kiri), mahasiswa Departemen Sistem Informasi ITS yang berhasil mengharumkan nama Indonesia melalui salah satu kompetisi hacking bergengsi di dunia

Kampus ITS, ITS News – Prestasi di kancah internasional kembali diraih oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Kali ini, Achmad Zaenuri Dahlan Putra, salah satu mahasiswa Departemen Sistem Informasi ITS bersama timnya berhasil mengukir prestasi membanggakan sebagai Juara II di ajang Abu Dhabi Digital Authority (ADDA) Capture The Flag (CTF) Competition yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab pada 10 – 14 Oktober 2022 lalu.

Mahasiswa ITS ini sendiri dipercaya sebagai ketua tim yang beranggotakan empat orang yang berasal dari perguruan tinggi lain di Indonesia dan mancanegara. Yakni dua anggota berasal dari Indonesia dan dua anggota lainnya dari Vietnam. “Anggota dari Indonesia adalah seorang mahasiswa dari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dan seorang software engineer yang merupakan alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2020,” bebernya.

Mahasiswa yang kerap disapa Ayik itu mengaku mendapatkan timnya dari salah satu komunitas CTF terbesar di dunia. Tim kolaborasi ini berhasil meraih juara II pada ajang bergengsi yang berfokus pada hacking tersebut. “Ini merupakan salah satu kebanggaan bagi kami karena pesertanya berasal dari berbagai belahan dunia tanpa memandang umur dan profesi,” tutur Ayik.

Achmad Zaenuri Dahlan Putra (tengah) bersama tim Good Luck Have Fun (GLHF) yang berasal dari Indonesia

Achmad Zaenuri Dahlan Putra (tengah) bersama tim Good Luck Have Fun (GLHF) yang berasal dari Indonesia

Sebelum berlaga di Dubai, Ayik bersama timnya yang beranggotakan lima orang melalui tahap kualifikasi terlebih dulu. Pada tahap kualifikasi, tim ini berhasil menyelesaikan beberapa tipe soal. “Saat itu, kualifikasi dilakukan secara online dengan tipe soal web exploitation, binary exploitation, reverse engineering, forensic, kriptografi, dan mobile reverse engineering,” paparnya.

Dengan kegigihannya, timnya pun berhasil menjadi salah satu dari lima finalis yang diberangkatkan ke Dubai untuk kejuaraannya. Selama empat hari, Ayik bersama timnya berlaga di World Trade Center (WTC) Dubai untuk merebut kejuaraan. “Saat final, kita diharuskan menyelesaikan lebih banyak (soal) dibanding tahap kualifikasi dan soal yang diberikan pun lebih sulit,” ungkapnya.

Pada babak final, tim yang diberi nama Good Luck Have Fun (GLHF) ini bersama tim finalis lainnya harus menyelesaikan soal web exploitation, reverse engineering, forensic, attack defense, lab hacking, dan hardware hacking.

Lima tim finalis saat berkompetisi pada ajang ADDA CTF Competition di World Trade Center (WTC) Dubai, Uni Emirat Arab

Lima tim finalis saat berkompetisi pada ajang ADDA CTF Competition di World Trade Center (WTC) Dubai, Uni Emirat Arab

Menurut Ayik, timnya bisa menyelesaikan berbagai persoalan, seperti eksploitasi web untuk mendapatkan data,dan membuat aplikasi crack dengan mencari algoritma program aplikasi tersebut. “Selain itu, saya pun mendapatkan beberapa persoalan menarik, seperti membobol website resmi pemerintah Abu Dhabi yang dilengkapi dengan fitur keamanan tinggi,” imbuhnya.

Menariknya lagi, Ayik menjelaskan bahwa timnya harus membobol teknologi lama seperti telepon Rotary hingga teknologi terkini seperti membobol mobil Tesla. Ia berpendapat bahwa tipe soal ini sulit untuk dipecahkan dibandingkan persoalan lainnya. “Kita harus membobol pintu mobil Tesla melalui frekuensinya sehingga pintu mobil bisa terbuka tanpa kunci,” terangnya.

Selain diamanahkan menjadi ketua tim, Ayik bertugas untuk menyelesaikan persoalan reverse engineering, web exploitation, dan kriptografi. Ke depannya, masih banyak kompetisi bergengsi internasional yang harus ditaklukkan olehnya. “Salah satu impian saya adalah bisa mengikuti ajang Defcon, kompetisi hacking terbesar di dunia,” tandasnya optimistis. (HUMAS ITS)

 

Reporter: Thariq Agfi Hermawan

Berita Terkait