ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
22 Maret 2009, 06:03

ITS Bantu Kembangkan Plant Minyak Nilam Berkualitas

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Setiap liternya ternyata bisa mencapai harga 350 ribu rupiah. Tentulah, hal itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga Marsudi. Namun cara-cara yang digunakan untuk mengolah minyak nilam, efesiensinya masih kurang. Beruntung, beberapa tim peneliti dari ITS berminat untuk mengembangkan plant pembuat minyak nilam yang lebih baik.

Dr. Hans Siwon, peneliti tamu di ITS yang asal Belanda, dan Prof. Mahfud bersama-sama dengan tim dari Jurusan Teknik Kimia ITS telah merancang sebuah plant distilasi.  berteknologi steam hydro. Nantinya, cara tersebut mampu menghasilkan minyak nilam dengan kualitas dan kuantitas lebih tinggi dibandingkan teknik steam konvensional.

Program ini mendapat bantuan dana dari ITS, LSM Swiss Contact dan bantuan dalam bentuk konstruksi dari CV Maju Bersama. Tidak sia-sia, ternyata sistem ini sukes menambah produktivitas. Kualitasnya menunjukkan perbaikan beberapa poin pada skala alkoholmeter dibandingkan minyak nilam produk sistem konvensional. Bahkan kuantitasnya juga meningkat hampir dua kali lipat.

Dengan peningkatan hasil ini, diharapkan harga per liter yang diperoleh juga akan meningkat. Menurut Dr. Siwon, kelebihan lain dari plant yang sudah dikembangkan adalah pemanfaatan nilam sampai pada limbah ampasnya sebagai pupuk.

Siwon menambahkan bahwa kesuksesan peningkatan kualitas adalah hal yang sangat penting. Hal itu dikarenakan industri parfum di Eropa menilai harga minyak nilam berdasarkan kualitasnya. Di lain pihak, menurut Prof. Mahfud, 90% minyak nilam dunia berasal dari Indonesia.

Padahal sebenarnya Indonesia memiliki sekitar 30-an jenis vegetasi yang dapat menghasilkan minyak atsiri. Namun saat ini baru sekitar 10 jenis yang sudah diberdayakan, termasuk nilam. Dari fakta tersebut, cukup besar peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui sektor ini.

Upaya pengembangan plant ini sendiri adalah contoh nyata dalam kerjasama antara berbagai pihak. Mereka adalah masyarakat yang aktif sebagai pelaku industri kecil, kemudian dibantu LSM sebagai penyedia dana serta industri besar yang memproduksi plant. Dan yang utama adalah ITS sebagai perguruan tinggi yang menyediakan tenaga peneliti, termasuk para mahasiswa yang ikut terjun ke lapangan sekaligus dalam rangka menyelesaikan tugas akhirnya.

Diharapkan upaya yang bermula dari masyarakat ini dapat menular kepada masyarakat di desa lain, khususnya yang memiliki potensi untuk membudidayakan nilam. Sedangkan tugas bagi perguruan tinggi dalam hal ini ITS adalah terus berusaha mengembangkan plant pembuatan minyak atsiri berkualitas tinggi dari berbagai jenis vegetasi dengan pemanfaatan bahan bakar yang semakin efisien.

Bila perlu ITS juga mengajak masyarakat untuk aktif berperan serta. Seperti halnya Wiyono yang kini bisa berkata dengan bangga bahwa rumah kediamannya di desa yang tenang dan teduh itu ternyata mampu menjadi laboratorium tempat riset untuk peningkatan produksi minyak nilam.(*/bah)

 

Berita Terkait