ITS News

Rabu, 13 November 2024
02 Mei 2009, 20:05

Insinyur Perlu Pelajari Ilmu Non-Teknik

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seminar Nasional ini mengusung tema Menjadi Negara Kuat, Berpengaruh dan Berdaya Saing Melalui Penguasaan Energi dan IPTEK. Dua pembicara yang didaulat mengisi seminar ini yaitu Prof Ir Muhtasor MEng, anggota Dewan Energi Nasional dan Ir Diah Susilowati MT, perwakilan dari Pemerintahan Provinsi Jawa Timur.

Sesuai dengan bidang keahliannya, sebagai pembicara pertama, Mukhtasor menjelaskan secara rinci tentang Energi dan IPTEK. "Keberadaan minyak bumi saat ini semakin sedikit, sehingga kita perlu mencari sumber energi lain untuk menghindari ketergantungan kita dengan minyak bumi," ungkap Muhtasor.

Mukhtasor juga menekankan pentingnya seorang insinyur untuk mempelajari dan memahami ilmu selain bidang teknologinya. "Seorang insinyur itu sangat perlu mempelajari Ilmu non-teknik seperti ekonomi atau sosiologi. Karena semua ilmu itu penting sekali untuk skala pembangunan nasional, " tambah mukhtasor.

Dicontohkan jika ada kebijakan untuk mencari energi alternatif misalkan dari tanaman jagung. Jika tidak memperhatikan sisi sosiologi, maka tidak mustahil akan terjadi kelangkaan jagung sebagai bahan makanan. "Itulah perlunya kebijakan yang seimbang dari Dewan Energi Nasional," ungkapnya.

Energi Geothermal di Ponorogo
Sementara itu, Ir Diah Susilowati MT memaparkan kebijakan dan regulasi pemerintah Provinsi dibidang energi. "Dengan keterbatasan minyak bumi saat ini, maka kita dituntut untuk mencari energi lain yang dikenal dengan istilah Energi Baru Terbarukan," ungkap Diah. Dalam faktanya, Diah meberikan gambaran bahwa di jawa Timur saat ini telah terjadi peningkatan penggunaan Energi Baru Terbarukan dari sebelumnya hanya 5% menjadi 10 % sampai tahun 2009 ini.

Salah satu dari program Pemprov yang masih dalam proses adalah pembangunan Pembangkit listrik Tenaga Panas Bumi (Geothermal) di daerah Ngebel Wilis, Ponorogo. "Setelah proses eksplorasi yang panjang akhirnya bisa segera di pasang," ungap alumnus ITS tersebut.

Diah juga mengingatkan saat ini, pemprov sedang menggalakkan program untuk menghilangkan ketergantungan terhadap BBM. Misalkan dengan mengganti dengan batu bara, biofuel, biogas, solar sel dan lain-lain. "Utamanya program ini kami anjurkan untuk skala rumah tangga," tandasnya.

Sedangkan menurut ketua Pekan Ilmiah FTI pusat, Asrari Afa mengatakan bahwa setelah acara seminar ini akan ada workshop untuk para penduduk di daerah pesisir pantai di Gresik. "Acaranya berupa pelatihan membuat abon dari sisa ikan yang tidak terjual yang akan akan diselenggaraka Senin (4/5)," ungkap mahasiswa Teknik elektro angkatan 2007 ini. (hoe/mtb)

Berita Terkait