Kampus ITS, ITS News – Kecelakaan kerja seperti kebakaran kerap kali terjadi di industri minyak dan gas (migas). Melihat hal tersebut, tim The Safest dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menganalisis penyebab kebakaran dan memberikan solusi berupa penggunaan penisilin sebagai inhibitor korosi yang ramah lingkungan.
Ketua tim The Safest ITS Muhammad Ihwan Nur Rifki mengatakan, salah satu unit proses pengolahan minyak mentah adalah Naphtha Hydrotreating Unit (NHT). Unit tersebut berfungsi untuk menghilangkan kandungan sulfur, nitrogen, oksigen, serta metal berat pada minyak. “Karena unsur-unsur tersebut dapat mengganggu proses selanjutnya,” imbuhnya.
Mahasiswa yang kerap disapa Ihwan ini melanjutkan, pada proses pengolahan tersebut terdapat risiko terjadinya kebakaran. Kebakaran ini dipicu karena cairan yang diproses pada unit tersebut berupa produk turunan minyak mentah yang sangat mudah terbakar. “Selain itu, karena proses pengolahan minyak mentah dilakukan pada suhu tinggi, sehingga kebakaran dapat dengan mudah terjadi,” paparnya.
Menurut Ihwan, penyebab dari kebakaran pada industri sangat beragam. Oleh karena itu, analisis akar permasalahan kebakaran perlu dilakukan untuk dapat menentukan tindakan pencegahan yang tepat. “Untuk melakukan analisis tersebut, kami menggunakan metode fault tree analysis,” terang mahasiswa Departemen Teknik Kimia ini.
Dengan menggunakan metode tersebut, dapat diketahui bahwa kebakaran pada unit NHT disebabkan oleh kebocoran pada pipa atau alat-alat pengolahan. Sedangkan kebocoran sendiri diakibatkan karena korosi yang terjadi pada alat-alat pengolahan yang terbuat dari metal tersebut. “Korosi inilah yang merupakan akar permasalahannya dan memiliki beberapa penyebab, yaitu adanya endapan garam dan senyawa asam,” ungkap Ihwan.
Oleh karena itu, Ihwan dan tim menginovasikan inhibitor korosi yang ramah lingkungan untuk mencegah korosi pada unit NHT. Selama ini, inhibitor korosi anorganik yang biasa digunakan dapat membahayakan lingkungan dan pekerja, sehingga digunakanlah penisilin yang lebih aman. Inhibitor korosi ini bekerja dengan membentuk lapisan di permukaan metal dan mencegah senyawa-senyawa penyebab korosi berkontak langsung dengan metal.
Penggunaan penisilin sebagai inhibitor yang ramah lingkungan ini dapat mewujudkan industri hijau dan berkelanjutan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs). “Selain itu, penggunaan penisilin sebagai inhibitor korosi ini mampu menahan laju korosi menjadi 0,0075 milimeter per tahun atau setara dengan efisiensi 95,18 persen,” pungkas Ihwan.
Melalui inovasi dalam menganalisis akar permasalahan dan memberikan solusi yang tepat serta efektif, tim The Safest ini telah berhasil meraih juara pertama dalam ajang Safety Competition (Safecom) 2022 yang digelar oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), beberapa waktu lalu. Bersama Ihwan, tim ini beranggotakan mahasiswa dari departemen yang sama yakni Tyara Novia Andhin dan Ibnu Faridsyah. (HUMAS ITS)
Reporter: Tyara Novia Andhin
Kampus ITS, ITS News — Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen telah memicu
Kampus ITS, ITS News – Tim MedPhy.Edu Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom
Kampus ITS, Opini — Dengan kemajuan teknologi di era modern ini, media sosial kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran