Lebih dari empat puluh mahasiswa berkumpul di kampus Desain Produk sejak pukul sepuluh pagi. Mereka datang dari berbagai jurusan untuk mengikuti kampanye lisan calon presiden BEM ITS yang kedua kalinya. Untuk meramaikan kampanye, para penonton pun tampak melemparkan pertanyaan-pertanyaan kritis yang aktual untuk menguji komitmen para capres.
Isu awal yang diangkat oleh para audien adalah mengenai kantin pusat. Menanggapi pertanyaan tersebut, para kandidat umumnya memberi solusi mengenai keterbukaan dengan birokrasi dan efektifitas ruang diskusi bersama pihak birokrasi. Denny sebagai penanya pun kemudian kembali menanyakan pendapat keempat capres BEM ITS mengenai alternatif penempatan para pedagang kantin pusat di asrama dan Students Community Center (SCC). Tidak semua kandidat sepakat dengan alternatif tersebut.
"Kalau ditempatkan di asrama, saya kurang sepakat karena asrama sulit dijangkau mahasiswa (non-penghuni, red). Apalagi di asrama memiliki aturan untuk tidak berjualan di malam hari, padahal di siang hari umumnya mahasiswa ada di kampus masing-masing," jawab Muhammad Ersyad, kandidat nomor dua. Namun para kandidat setuju dengan alternatif relokasi pedagang kantin pusat di SCC ITS. "Asalkan harga sewa dan aturannya disesuaikan," jawab kandidat nomor urut empat, Mohammad Bachrudin.
Tak hanya isu kantin pusat, isu Pekan Ilmiah Mahasiswa ITS (PIMITS) dan Integralistic Workshop (IW) pun menjadi pertanyaan dalam kampanye tersebut. Pertanyaan ini dilontarkan oleh Komet, mahasiswa Despro angkatan 2005. Komet menilai para kandidat hanya cari aman karena kurangnya isu perubahan dari visi dan misi mereka. "Jawaban Anda akan menentukan apakah Anda akan mendulang suara banyak di sini (Despro, red) atau tidak mendapat suara sama sekali," tandas Komet tegas diikuti tepuk tangan para penonton lainnya.
Bachrudin, kandidat yang pertama kali mendapat kesempatan menjawab, menanggapi pertanyaan yang cukup menantang tersebut dengan ajakan berdiskusi secara terbuka. Selain itu, ia menanggapi isu perubahan yang diminta Komet dengan rencana pengkajian ulang pola pengkaderan dan mengadakan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Lanjut (LKMM TL).
Tak jauh berbeda dari Bachrudin, Teguh Arifianto Wicaksono pun mengangkat isu perubahan tersebut dengan berorientasi pada upgrading kader. Berkenaan dengan PIMITS yang dianggap statis, kandidat nomor urut satu ini menanggapinya dengan wacana pagelaran kesenian sebagai pembuka dan penutup PIMITS nantinya.
Rencana penguatan Keluarga Mahasiswa (KM) diusung oleh Ersyad sebagai jawaban atas pertanyaan isu perubahan, sesuai misi keduanya. Sedangkan kandidat nomor tiga, Nanda Kiswanto, mengusung wacana tentang Green Campuss sebagai salah satu isu integral akan perubahan yang dilakukannya.
Tidak puas dengan jawaban para kandidat, Komet pun kemudian menanyakan jaminan terwujudnya rencana-rencana tersebut. "Anda berhak melempar sepatu pada presiden BEM ITS," jawab Teguh. Istilah melempar sepatu ini kemudian diperjelas yaitu dengan menurunkan presiden BEM ITS melalui Kongres Luar Biasa. Jawaban serupa diberikan oleh dua kandidat lainnya yaitu Ersyad dan Nanda. "Silahkan turunkan kami, dan saya akan patuh dengan keputusan tersebut," tegas Ersyad. Namun berbeda dengan tiga kandidat lainnya, Bachrudin tidak sepenuhnya sepakat dengan penurunan jabatan sebagai presiden. "Anda bisa memberi saran dan kritik, langkah benar yang mana yang bisa kita laksanakan," jawab Bachrudin.
Isu Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) menjadi isu terakhir yang diangkat dalam kampanye lisan kedua. Isu ini diangkat oleh Prabowo, mahasiswa Teknik Mesin yang sekali lagi menjadi penanya ketiga seperti pada kampanye lisan pertama di halaman Gedung Pascasarjana Matematika hari Rabu (6/5) lalu. Nanda Kiswanto dengan tegas menjawab pertanyaan tersebut, "menurut saya, OMB memang milik rektorat, tapi kaderisasi adalah milik kita," jawab Nanda diikuti tepuk tangan dari para hadirin yang hadir.
Seluruh kandidat calon presiden BEM ITS periode 2009/2010 sepakat bahwa pengkaderan tidak boleh dihapuskan. Mereka mengajukan wacana untuk merangkul semua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dalam membuat konsep pengkaderan dan mengajukannya pada rektorat. (taw/ap)
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)