Tema KRI 2009 tahun ini mengadopsi tema dari ajang internasional yang akan dilangsungkan pada bulan Agustus mendatang di Jepang. Secara harfiah, tema ini agak susah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Namun pihak panitia berusaha untuk menerjemahkannya menjadi Gotong Royong Tabuh Beduk. “Temanya diambil dari kebudayaan Jepang yang kalau di masyarakat Indonesia bisa diartikan seperti kerjasama atau gotong royong,†jelas Wiratno
Mengenai teknis lomba, robot-robot yang berlaga nanti harus melewati lintasan untuk mencapai sebuah beduk yang kemudian harus ditabuh. Lintasannya sendiri berupa lorong-lorong dan hutan rimba, juga ada yang berupa tanjakan. Uniknya saat melewati tanjakan ini robot tersebut harus menandu robot lainnya. Hal inilah yang merupakan tantangan tersulit. “Karena robot harus menemukan keseimbangan yang tepat saat menandu sambil melewati tanjakan. Jika tidak, bisa-bisa oleng atau terbalik,†terang Pembantu Dekan III Fakultas Teknologi Industri ini. Bahkan menurutnya, karena tingkat kesulitannya, tim dari salah satu regional lain yang telah melakukan seleksi tidak ada satu robotpun yang dapat melewati tantangan ini.
Total ada 22 tim KRI dan 55 tim KRCI yang akan berlaga di Regional IV ini. Bagi KRCI, untuk pertama kalinya robot yang berlaga diperbolehkan melakukan battle seperti pada KRI. Hal ini tentunya akan membuat pertandingan KRCI semakin menarik. Robot yang berlaga kali ini diperbolehkan untuk menghambat bahkan mengambil poin milik rivalnya. “Bahkan kalau bisa kita katakan, melakukan kelicikan pun diperbolehkan. Karena itu bagian dari strategi,†imbuh Wiratno.
Untuk pertama kalinya pula, tahun ini akan dilaksanakan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI). Dalam kontes ini tidak ada seleksi tingkat regional, tetapi langsung menuju ajang nasional. Pada KRSI ini robot akan dinilai dari keserasian gerakannya dengan musik yang diputar.
Ketika disinggung mengenai persiapan ITS sebagai tuan rumah, Wiratno menyebut secara umum tidak banyak berubah. Pelaksanaan kontes masih akan dilangsungkan di Grha ITS. Mengingat jadwal pemakain Grha yang padat maka pengerjaan lintasan robot pun baru bisa dilaksanakan empat hari sebelum hari H. “Estimasi kami, hari Senin lintasan mulai ditata dan Kamis sudah siap dipergunakan,†jelasnya.
Wiratno menegaskan tahun ini ITS bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik terutama bagi seluruh kontestan. Belajar dari pengalaman tahun lalu, bandwith hot spot Grha ternyata tidak mencukupi untuk menampung lonjakan pengguna wifi saat pelaksanaan kontes. Oleh karena itu, tahun ini pihaknya bekerjasama untuk memberikan tambahan fasilitas hot spot di Grha. Selain itu, pada acara nanti ITS akan memuat profil lengkap kontestan dalam buku panduan. Menurut Wiratno tahun-tahun sebelumnya sebenarnya profil dalam buku panduan ini telah ada tetapi tidak lengkap. Karena itu ia mengharapkan kerjasama dari para kontestan untuk segera mengumpulkan profil lengkap timnya.
Dari sisi acara pembukaan, Wiratno mengharapkan Dirjen DIKTI dapat menyempatkan diri untuk hadir. Pada pembukaan ini pula direncanakan Paduan Suara Mahasiswa ITS akan menyanyikan lagu dari seluruh daerah asal kontestan. Selain itu untuk merangsang minat siswa SMA pada bidang robotika maka akan diberikan beberapa freepas bagi perwakilan siswa-siswa SMA untuk menonton kontes ini. (tyz/bah)
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)