Technical Meeting KRI dan KRCI dalam kategori Expert Battle berlangsung sejak pukul sembilan pagi. Peserta yang didominasi mahasiswa laki-laki sangat antusias mengikuti acara ini. Bahkan sebagian dari mereka sudah mengenakan seragam tim yang mencirikan institusi asal seperti Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Malang, Universitas Brawijaya, dan institusi lainnya. Meski seragam mereka terlihat kusut karena mungkin baru dikeluarkan dari koper, namun semangat mereka tak tampak kusut sedikit pun. Sayangnya tak semua tim peserta KRI mengikuti acara ini. Hanya tim Sandelwood dari Politeknik Negeri Kupang dan Mee Cool dari Universitas Surabaya berhalangan hadir.
Technical Meeting yang dipandu oleh tiga dewan juri KRI – KRCI ini membahas aturan-aturan teknis dan pwmbagian grup untuk pertandingan esok. Pada sesi tanya jawab, berbagai pertanyaan teknis pun mengalir deras, mulai dari masalah voltase baterai hingga pengukuran dimensi robot. Pertanyaan tersebut umunya terkait peraturan teknis yang diberikan juri dengan kondisi robot yang telah mereka rakit.
Sebagai seleksi awal, pengukuran dimensi robot memang menjadi hal yang dikhawatirkan peserta pada umumnya. Mereka khawatir tidak bisa mengikuti pertandingan hanya karena tidak lolos pada saat pengukuran. Tak heran bila beberapa peserta berkali-kali menanyakan kebijakan juri mengenai transformasi panjang lengan maupun kemiringan yang diijinkan dan hal-hal lain yang memungkinkan robot tidak bisa melewati batas kotak pengukuran.
KRI 2009 Regional IV yang akan berlangsung hari Sabtu (16/5) akan dibagi menjadi tujuh group, yaitu Group A, B, C, D, E, F, dan G. Untuk KRCI kategori Expert Battle terbagi menjadi empat grup yaitu Grup A, B, C, dan D. Pembagian group ini akan ditentukan berdasarkan peringkat tim peserta saat Running Test II sore ini.
"Yang pasti untuk tim peserta yang unggul akan dipisahkan. Misalnya, peringkat 1 dan 2 akan dipisahkan dalam dua grup yang berbeda," papar salah satu juri KRI – KRCI.
Meski tim peserta KRI dan KRCI Expert Battle ditempatkan dalam satu ruangan, namun para peserta Expert Battle mendapatkan arahan lanjutan setelah technical meeting KRI selesai. Arahan tersebut terkait dengan strategi-strategi yang boleh dilakukan untuk mengalahkan robot lawan.
Berbeda dengan kategori lainnya, Expert Battle akan mengadu dua robot untuk memadamkan api dua lilin yang tinggi masing-masing adalah 15 sentimeter. Cara memadamkan lilin pun ada aturan-aturannya diikuti konsekuensi yang harus diterima. Misal, bila robot menabrak dinding baru kemudian memadamkan lilin, akan dianggap tidak sah. Namun bila robot memadamkan lilin terlebih dahulu baru kemudian tanpa sengaja menabrak dinding, maka tim peserta tetap akan mendapat poin tambahan. Robot yang menabrak dinding akan mendapat penalti dengan pengurangan 3 poin. (taw/ap)
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),