ITS News

Rabu, 13 November 2024
15 Mei 2009, 23:05

Isu Pengkaderan Warnai Kampanye di Kampus Manyar

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kampanye lisan Capres BEM ITS sempat tertunda beberapa menit akibat adanya miskomunikasi antara pengelola kampus dengan anggota KPU ITS terkait waktu dan penggunaan tempat untuk kampanye. Namun hal itu tak mengurangi antusiasme mahasiswa Deteksi untuk mendengar pemaparan visi dan misi yang diusung oleh masing-masing Capres. Apalagi kampanye ini sangat dinantikan sebagai sarana untuk mengenal para Capres BEM ITS yang memang cukup asing di mata mahasiswa D3 Teknik Sipil ITS.

Teguh Arifianto Wicaksono yang mendapat giliran pertama untuk berbicara, menyampaikan pentingnya pengkaderan untuk membawa KM ITS menjadi lebih baik.

Sedangkan Capres nomor urut 2, Ersyad memaparkan tentang sinergisitas yang selaras dari masing-masing KM ITS. Selain itu peran aktif dari mahasiswa Deteksi sangat ia perlukan karena itu merupakan salah satu upaya untuk menyatukan tujuan dalam memajukan ITS. “Ke depannya saya berharap agar semakin banyak mahasiswa Deteksi yang dapat aktif di BEM ITS,” terang mantan Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) ini.

Selanjutnya Nanda Kiswanto, Capres yang berasal dari Teknik Industri ITS ini menyampaikan visi dan misinya melalui jargon Unity In Diversity. Maksudnya, keberagaman merupakan salah satu kekuatan utama dari ITS. “BEM ITS tidak akan berjalan tanpa kontribusi dari masing-masing KM ITS, termasuk dari Deteksi,” terang mantan Kahima Teknik Industri ini.

Sedangkan Bachrudin lebih menekankan pada pentingnya kaderisasi di bidang keilmiahan, agar mahasiswa ITS dapat mengoptimalkan potensi mahasiswa yang kritis dan beritelektual. “Saya akan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh mahasiswa untuk mengikuti LKMM.” jelas mantan Ketua Legislatif Mahasiswa (LM) ITS ini.

Dalam sesi Tanya jawab, Safaruddin menanyakan langkah yang akan diambil masing-masing Capres jika kaderisasi dihapus. Ersyad yang mendapat kesempatan pertama menjawab akan tetap menjalankan kaderisasi dengan merumuskan konsep dari PSDM pada masing-masing himpunan. Sedangkan Nanda mencoba untuk bergerak dari sekarang agar kaderisasi tidak dihapus, langkah itu sudah ia lakukan sejak Maret lalu. Dan sekarang sedang memasuki tahap sosialisasi.

Sementara itu, Bachrudin menawarkan pengkaderan tanpa kekerasan dengan fokus di bidang keilmuan. Ia menganggap kekerasan merupakan salah satu sebab tidak diterimanya pengkaderan di ITS. “Keberhasilan pengkaderan di bidang keilmuan akan menjadi umpan balik bagi Rektorat,” terangnya.

Selanjutnya, Teguh yang juga mantan Koordinator Komisi Legislasi LM ITS ini menekankan pada pentingnya evaluasi dari setiap pengkaderan. Hal itu ditujukan sebagai kontrol agar pengkaderan dapat berjalan dengan baik.

Pada akhir kampanye, para Capres mendapat sebuah pertanyaan dari Irawan. “Apabila masing-masing dari anda gagal menjadi Presiden, maukah anda menjadi anggota kabinet dari presiden yang terpilih?” tanya Kahima Teknik Sipil ini. Seluruh Capres mempunyai jawaban yang sama dari pertanyaan ini. Apabila visi dan misi mereka sama, mereka siap bergabung. Tetapi jika tidak, Jalan yang mereka tempuh akan berbeda.(nay/bah)

Berita Terkait