Kampus ITS, ITS News – Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak pernah jemu mendorong inovasi untuk menciptakan buah karya. Kali ini, tim Nawasena meluncurkan desain kapal andalannya dalam upaya berlaga pada kompetisi yang diselenggarakan oleh Worldwide Ferry Safety Association (WFSA) di New York pada akhir bulan April. Tim yang berasal dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS ini memperkenalkan desain kapal MV Maganda di Aula BG Munaf, Jumat (14/4).
General Manager tim Nawasena ITS Ipung Nur Wahyu Fadholi mengungkapkan bahwa perlombaan bergengsi tingkat internasional tersebut berfokus pada desain kapal feri elektrik bermuatan 100 orang untuk dapat berlayar di Sungai Pasig, Manila, Filipina. Menurut Ipung, desain kapal besutan tim dibuat berbasis kapal karataman yang memiliki panjang 30 meter dan lebar tujuh meter yang ideal untuk Sungai Pasig karena tidak menimbulkan ombak tinggi saat berlayar. “Hal tersebut cukup relevan karena Sungai Pasig tidak memiliki banyak pergerakan serta tidak memengaruhi aktivitas kapal kecil lainnya,” terangnya.
Tentang desain kapal untuk berlaga di kompetisi yang telah diikuti selama enam tahun ke belakang oleh tim ini, menggunakan dua lambung kapal paralel di kedua sisi kapal. Ipung menambahkan, hal tersebut menjadi salah satu fitur visual yang mencolok dari kapal ini. Dari segi keamanan, kapal MV Maganda dilengkapi berbagai fitur keamanan penumpang. Seperti halnya dalam suatu situasi kebakaran, kapal telah dilengkapi oleh berbagai detektor asap dan sistem pemadam kebakaran di berbagai kompartemen kapal sehingga api dapat dipadamkan secepat mungkin. Kapal ini pun telah disekat menjadi 21 kompartemen. “Sehingga kemungkinan kapal tenggelam akibat kerusakan lambung dapat diminimalisir dan tetap dapat bergerak walaupun dua kompartemennya telah terisi air,” tutur mahasiswa Angkatan 2019 tersebut.
Dalam gerakan menuju emisi karbon yang rendah, daya kapal ini disuplai sepenuhnya oleh tenaga listrik dari baterai. Tentu, hal tersebut menjadi sebuah inovasi baru besutan tim karena desain kapal sebelumnya disuplai tenaga diesel ataupun hybrid (campuran antara bahan bakar fosil dan listrik). Ipung menjelaskan, daya listrik kapal dipasok oleh 15 set baterai dengan masing-masing berdaya 8,6 kilowatt jam. Secara total, daya maksimal yang bisa dihasilkan oleh kapal ini adalah 129 kilowatt jam. Dalam kondisi normal, kapal dapat memerlukan hanya 10 baterai yang setara dengan 86 kilowatt jam. “Sehingga harapannya kapal ini dapat berlayar dengan kecepatan 10 knot pada kondisi normal,” ujar anggota laboratorium Marine Manufacturing and Design ini. (*)
Reporter: Kevin Bahari Pratama
Redaktur: Astri Nawwar Kusumaningtyas
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) senantiasa menguatkan tekadnya untuk membentuk generasi muda yang prestatif
Kampus ITS, ITS News – Perayaan Natal merupakan momen istimewa bagi umat kristiani yang merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus.
Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar pameran karya mahasiswa yang